Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pilkada dan Isu Lingkungan Hidup

5 Januari 2020   00:14 Diperbarui: 5 Januari 2020   17:47 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani di Desa Poto Kabupaten Sumbawa (dokpri)

PDRB yang memperhitungkan biaya akibat kerusakan lingkungan dikenal sebagai PDRB Hijau dan sudah barang tentu akan menghasilkan angka yang lebih kecil dibanding PDRB yang selama ini dipakai.

Karena laju pertumbuhan ekonomi diukur secara runut waktu (time series) maka penerapan PDRB Hijau akan memberi informasi penurunan prestasi ekonomi rezim kepala daerah apalagi kalau kepala daerah sebelumnya masih menerapkan PDRB Cokelat atau bahkan PDRB Hitam.

Data tidak pernah berbicara sendiri, dia membutuhkan orang dan cara untuk menerjemahkannya sehingga mampu berbicara. Menyajikan data pertumbuhan ekonomi yang menurun karena menerapkan PDRB Hijau akan diterjemahkan oleh lawan sebagai kemunduran, apapun konsep perhitungan yang digunakan.

Pilihannya adalah tidak melakukan sesuatu, alias sebagaimana Thomas R Dye sebutkan dalam bukunya, atau biarkan saja tetap menggunakan PDRB Hitam atau Cokelat asal tetap terlihat meningkat dalam publikasi statistik.

Nicolo Machiavelli (1469-1527) pernah mengatakan bahwa penguasa tidak penting hebat, tapi penting untuk dianggap hebat. Momen kampanye pemilukada yang segera kita jelang dapat digunakan untuk membuktikan apakah kalimat Machiavelli berlaku dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia?

Terhadap petahana yang akan bertarung kembali dapat kita telusuri seperti apa rekam jejak kebijakan hebatnya terkait lingkungan hidup yang pernah disuarakan secara langsung.

Deskripsi langsung penutur penting karena seringkali jujur menggambarkan apa yang ada dalam benak, dibanding dokumen tertulis yang sudah banyak melalui editor.

Kehebatan seorang Soekarno diakui salah satunya karena terdapat korelasi kuat antara kedalaman pemikirannya yang kemudian dia tulis dan didukung kualitas pengujarannya yang mempesona. Soekarno adalah tokoh penting dan sekaligus hebat.

Terhadap penantang baru dapat kita lihat seberapa hebat dia mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan kemudian seberapa masuk akal tawaran preskripsi yang ditawarkan. 

Semakin detil dia mampu mengurai masalah, membedakan mana akar-batang-dahan-ranting dari isu publik tertentu semakin dapat kita berharap bahwa solusinya juga akan detail sesuai tingkatan permasalahan.

"Setan bersembunyi di detail", BJ Habibie (1936-2019) sering mengucapkan kalimat ini. Dengan kalimat ini kita dapat berharap memperoleh penilaian tentang kemampuan calon pejabat publik memutus lingkaran setan antara mengejar pertumbuhan ekonomi dan menjaga kualitas lingkungan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun