Mohon tunggu...
Amini Farida
Amini Farida Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMP Negeri 10 Kota Madiun

Eyang yang suka menulis berniat semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Indahnya Mengajar

12 Mei 2024   21:01 Diperbarui: 12 Mei 2024   21:22 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan telah mengguyur lingkunganku sejak sore tadi,langit berwarna putih menandakan hujan akan bertahan lama.Bukankah hujan sebuah berkah yang telah ditunggu-tunggu para petani,pedagang mantel,payung dan penjual aneka makanan hangat.

Hujan adalah nikmat yang wajib disyukuri oleh siapapun,tanaman akan tersenyum,bung-bunga akan bermekaran,tanaman tumbuh subur mencukupi kehidupan manusia.Pangan akan melimpah,ekonomi berputar secara sehat,masyarakat akan sejahtera.Sepertiku kini dengan hadirnya hujan terasa nikmat makan minum hangat ,membaca hingga tidur nyenyak.

Teringat musim kemarau baru saja berlalu kemarau yang panjang setengah tahun lebih.Disana-sini tanaman banyak yang gagal panen,harga beras pun melambung.Allah Maha Adil kemarau memberi berkah para pedagang es cendol,jus,rujak buah dan lain-lain dagangan segar laris manis.

Gantian  musim hujan   datang,saatnya kita  menyiapkan kebersihan lingkungan,para suami,bapak perlu cek kondisi atap atau genteng,maka toko bangunan semen,genteng ,paku juga payung,mantel,tak kalah laris mamin hangat menyambut indahnya  musim hujan negeri kita.

Malam makin larut ,aku masih asyik saja membaca cerbung kiriman kawan SMA,yang mengisahkan betapa menegakkan kebenaran perlu perjuangan mati-matian.Karena itu aku  belum mampu memejamkan mata.Meski penulis menyatakan hanya rekaan belaka.

Sama halnya aku menjadi banyak merenung peristiwa demi peristiwa  kehidupan.Aku yang guru SMP favorit di kotaku kini mendapat tugas sebagai panitia penerimaan siswa baru.Apapun tugas dari atasan,aku berusaha selalu siap,apalagi hanya sebagai panitia bagian anggota seksi.Paling hanya membantu  catat - mencatat waah kukira itu adalah tugas yang ringan.

 Telah terpampang dalam papan pengumuman PSB  tentang persyaratan calon siswa harus melengkapi administrasi seperti raport,kk,akte kelahiran dan harus hadir dengan wali murid.

"Kelas Unggulan"

"Iya",jawab sang mama

Anaknya cantik sih,tapi terkesan anak manja,pertanyaan pendek saja,tuuu  yang menjawab ibunya.Ada apa ya,anak yang demikian menarik perhatianku.Kuingat anak ini pendaftar nomor urut 25 dan kuberi tanda dalam catatanku.

   "Lanjut ke nomor berikutnya,silahkan"

"Kelas unggulan?"

"Tidak,saya kelas reguler",Lha pendaftar yang ini sendiri tanpa pengantar dengan nomor urut  26 juga kuberi tanda,ia menjawab dengan tegas dan lantang,menggambarkan siswa yang menarik untuk pembanding.

Tes PSB akan digelar besuk pagi,kebetulan aku ditunjuk sebagai pengawas ruang 2 dengan peserta no 20-40.Wah pas,berarti 2 nomor tsb ada di ruangan yang kujaga.Besuk aku akan hadir pagi-pagi agar aku bisa mengamati peserta yang menarik perhatianku nomor 25 dan 26 kubayangkan seperti bumi dan langit.

Pukul 06.00 aku sudah hadir,tak apa meski  tes akan dimulai pukul 07.00.Banyak hal yang bisa kulakukan mengisi waktu senggang.Setelah parkir motor segera menuju  halaman depan, berdiri gabung bapak ibu guru piket menyambut calon siswa hadir.

Piket pagi seperti ini biasanya digunakan untuk cek kedisiplinan,kerapian berpakaian,juga kesehatan anak.Namun kali ini kelas 8,9 libur hanya fokus pada tes siswa baru dan melayani ortunya barangkali perlu info sekolah. 

Aku berdiri menunggu 2 anak  itu,kehadiran calon siswa tidak bersamaan,thar thir bahasa jawanya,sehingga bpk ibu piket bisa duduk di gazebo sambil bercanda.Biar tidak lepas pengamatan,kugunakan untuk  merapikan  pot,membersihkan daun menguning,dan membetulkan letak pengumuman yang nampak  miring diterpa angin sambil sesekali melihat pintu gerbang sekolah.

Itu dia peserta nomor 25 dari keluarga kaya,baju seragamnya masih kinclong,diantar ibunya dengan dandanan menor dengan asesoris lengkap.Kulirik gelangnya yang keroncong gemerlap di tangan kiri dan gelang tebal besar di tangan kanan,jari-jari berhiaskan cincin berlian,hmm..belum tasnya seperti punya artis,pasti ratusan jutalah untuk tampilan ibunya.Sang  sopir  dengan hormat  membawakan beberapa mengikuti di belakang mereka.

Tak lama kemudian seseorang tergopoh-gopoh berkeringat,oooi tuuu  peserta nomor 26 naik sepeda hadir memasuki  pintu gerbang.Dengan menghormat penjaga bernama pak Anam menuju tempat sepeda dan menatanya  sendiri dengan rapi.

Bel panjang berbunyi tanda seluruh peserta wajib memasuki ruangan,mengisi daftar hadir dan segera duduk di kursi sesuai nomor peserta.Seluruh komputer telah on,beberapa menit terdengar dikumandangkan doa,dan tata tertib tes PSB.Selanjutnya pengawas segera memerintahkan cek kelengkapan tes.Kulihat 20 peserta telah duduk dengan tenang.

Bel satu kali berbunyi sebagai tanda boleh mengerjakan,suasana hening,mereka berpikir  dengan tenang,kecuali peserta nomor 25.Ia nampak gelisah,tengok sana sini,tetapi karena jarak memang sekitar 2 meter tak kan bisa melihat pekerjaan peserta lain.Semoga saja tidak sakit,aku hanya mengawasi saja,cctv juga selalu on,jika ada yang perlu bantuan pasti panitia akan datang.

Kupastikan peserta tes semua sehat dan bekerja dengan baik,maka akupun membuka buku,membaca.Kali ini koran menayangkan jumlah pengangguran yang tinggi mencapai 9,77 juta.Mengapa masih banyak pengangguran,tidakkah apapun bisa dilakukan asal mau bergerak.

Sebuah ironi nenek-nenek bakul pisang,sayur atau gorengan masih bisa mencari uang.Nenek bakul datang dari desa,menjual apa saja yang bisa dikulak di daerahnya,lalu dijual di kota.Bisa untuk mencukupi keluarga,bagaimana anak muda,ayo bergerak,malu dong dengan nenek-nenek bakul itu.

Banyaknya anak muda yang begadang di trotoar setiap malam, bukan hanya malam minggu.Pemandangan berderet-deret motor keluaran terbaru,para anak muda merokok,bergurau sepanjang malam,mungkinkah ini potret kegagalan pendidikan?.

Rasanya terhibur melihat bisnis online anak muda sukses menggeluti umkm pameran diberbagai even daerah juga  ditayangkan di tv,sementara anak muda yang nakal pun juga seimbang.Miris menyaksikan anak-anak punk,dengan pergaulan bebas,tak ingat lagi untuk belajar atau pulang ke rumahnya.

"Perhatian para peserta waktu hampir habis ,kurang 10 menit lagi bel akan berbunyi,tanda seluruh peserta tes meninggalkan tempat.Untuk itu segeralah waktu tersisa untuk cek terakhir".

Tibalah waktu tes berakhir,seluruh peserta segera meninggalkan tempat ujian.Begitu semua sudah keluar,segera cek daftar hadir,berita acara serta mengunci pintu ruangan dengan baik. 

Seminggu kemudian pengumuman PSB telah keluar  terpampang di halaman sekolah,sekilas nomor 25 belum kutemukan,waah tidak diterimakah dia atau aku kurang teliti?.Nomor 26 malah ada di rangking atas termasuk 10 besar,hebat.

Pengumuman memang juga bisa dilihat secara online,ah nanti saja di rumah akan aku cek keberadaan nomor 25 bernama fintya.Sejak pagi banyak orang tua siswa menunggu pengumuman sekolah.Begitu papan pengumuman siap,langsung dikerumuni  para orang tua mungkin memastikan ketrima atau tidak secara langsung.Hal itu wajar karena peserta tes yang diterima pasti ada pengumuman lanjutan yakni daftar ulang.

Persyaratan daftar ulang adalah mengisi biodata siswa secara lengkap hingga biodata orang tuanya.Sungguh kasihan jika ditemukan siswa yang tidak memiliki akta kelahiran,karena orang tua yang tidak bertanggung jawab.

Ruang Daftar Ulang pun telah dibuka dengan beberapa loket,berlangsung selama  3 hari saja setelah pengumuman.Pada hari pertama banyak yang mengantri,meski tanpa nomor antrian,wali murid bisa tertib.        Peserta daftar ulang berdasarkan kehadiran yang datang awal berarti maju dulu,layaknya antrian umumnya.Sampai hari kedua siang aku belum menemukan  siswa  nomor incaranku nomor  25,apa berarti tidak diterima ya.

Peserta tes  nomor 26 bernama Mutiara telah mengisi blanko,tetap hadir sendiri,dengan mantab dan PD melengkapi berkas  persyaratan mengajukan keringanan pembayaran.Sesungguhnya sekolahku ini serba gratis untuk keperluan pembelajaran,tentu saja untuk keperluan siswa pribadi  harus membayar.

Pembayaran daftar ulang hanya berupa pakaian seragam dan atributnya.Itupun yang dua setel sudah dibantu pemerintah daerah.Sejak lama sekolahku menjadi buruan masyarakat  mungkin perolehan kejuaraan yang beraneka juga  fasilitas lengkap  apalagi  para guru telah profesional.

Semua kelas telah dilengkapi lcd,komputer plus wifi,dan  buku pelajaran semua mata pelajaran.Fasilitas komplit ini didanai  pemerintah daerah,kereen kan. Kelengkapan ini semoga digunakan  bapak ibu guru  mendampingi siswa dengan baik.Kepala sekolah dan bapak ibu guru menjadi penentu penggunaannya mengembangkan sayap edukasi.

Seminggu lagi hari pertama masuk sekolah,toko-toko peralatan alat tulis,tas sepatu mulai ramai pengunjung.Hmm membayangkanhari pertama ,biasanya berkumpul apel pagi.

Pengurus OSIS sudah dilatih mampu mengisi tahun ajaran baru selama 3 hari pegang kendali Masa Orientasi Siswa.Siswa baru diharapkan  paham  lingkungan sekolah,pembagian kelas, serta  hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran.

Deg...bukankah itu Fintya?,kok aku nggak tahu daftar ulang?.Setelah kutelusuri dalam catatan ternyata lewat online.Waaah ketinggalan kereta ini,pantesan saat pengumuman juga kayaknya nomor 25 tidak ada?.Fintya memang anak orang berada,fasilitas serba ada.

Ah,tak perlu kupikir berlebih,toh kini berada di kelasku tanggung jawabku sebagai wali kelas 7 H, kelas unggulan .Kelasnya anak-anak cerdas istimewa,akan kuajarkan kebaikan dengan keunikan masing-masing.

Guru memang harus menyadari setiap anak adalah emas,Allah pasti membekali dengan bakat dan minat yang bisa dikembangkan.Dengan pendampingan yang baik,orang-orang yang baik,setiap anak akan mampu berkarya sesuai bidangnya.

Mutiara memang anak yang rajin,belajar sudah menjadi kebiasaannya.Karena itu ia menjadi bintang kelas,yang siap berlaga dalam lomba olimpiade bidang Matematika yang dipilih.Piala dan penghargaan telah berderet di rumahnya yang sederhana.Maklum ayahnya hanya sebagai pekerja serabutan.

Demikian ibunya mutiara lulusan Mts,membuat aneka jajanan awet,kacang kelici,kripik ketela dan nasi goreng.Makanan ini dititipkan koperasi sekolah,setiap pagi Mutiara yang mengantar ke penitipan.

Namanya juga kelas unggulan hampir setiap siswa menjadi juara,olimpiade mate,IPA,IPS,Telling Story,pidato,mendongeng,teater dan lain-lain.Semua siswa kelasku umumnya santundan disiplin,kalo ada satu dua ada masalah itu wajar dan alhamdulillah cepat teratasi berkat kekompakan sekolah.

Fintya dan Mutiara nampak akrab,bahkan sebangku,seringkali kulihat keduanya makan bersama di kelas.Fintya yang di rumah serba ada ,tak segan memberikan oleh-oleh bukan hanya untuk Mutiara bahkan sering ke teman sekelas.

Pulang sekolah masih ada kegiatan ektra kurikuler hujan mengguyur dengan derasnya,hall sekolah berubah menjadi kolam renang sementara.Atap nampaknya harus diganti,saat itulah ayah Fintya menyumbang sekolah.

"Mut ,bisa bantu aku"

"Kenapa tidak?"

"Ajari aku baca puisi ya"

Mutia beberapa hari minggu datang ke rumah Fintya.Mereka berdua berlatih bersama,saling memberi saran.Hujan sore ini bukan yang terakhir,akan ada hujan di hari berikutnya.Sama halnya dengan kehidupan, akan ada yang membuat cerita,kidung,nyanyian,drama tak kan pernah  selesai.

Mutia telah menjadi seorang dokter anak,kudengar sangat laris,obat yang diberikan banyak yang cocok.Para orang tua bisa tersenyum bahagia melihat anak-anak tumbuh sehat.

Sedangkan Fintya menjadi istri dokter teman Mutia,hingga kini mereka menjalin usaha membuat klinik bersama.Secara ekonomi keduanya menjadi seimbang,sama-sama kaya,sama-sama baik,sama-sama bermanfaat dalam lingkungan.Setiap hari raya mereka sempatkan hadir ke rumah berkunjung ke bapak ibu guru.Bahagianya aku pernah menjadi guru mereka.

 

   

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun