Sebuah ironi nenek-nenek bakul pisang,sayur atau gorengan masih bisa mencari uang.Nenek bakul datang dari desa,menjual apa saja yang bisa dikulak di daerahnya,lalu dijual di kota.Bisa untuk mencukupi keluarga,bagaimana anak muda,ayo bergerak,malu dong dengan nenek-nenek bakul itu.
Banyaknya anak muda yang begadang di trotoar setiap malam, bukan hanya malam minggu.Pemandangan berderet-deret motor keluaran terbaru,para anak muda merokok,bergurau sepanjang malam,mungkinkah ini potret kegagalan pendidikan?.
Rasanya terhibur melihat bisnis online anak muda sukses menggeluti umkm pameran diberbagai even daerah juga  ditayangkan di tv,sementara anak muda yang nakal pun juga seimbang.Miris menyaksikan anak-anak punk,dengan pergaulan bebas,tak ingat lagi untuk belajar atau pulang ke rumahnya.
"Perhatian para peserta waktu hampir habis ,kurang 10 menit lagi bel akan berbunyi,tanda seluruh peserta tes meninggalkan tempat.Untuk itu segeralah waktu tersisa untuk cek terakhir".
Tibalah waktu tes berakhir,seluruh peserta segera meninggalkan tempat ujian.Begitu semua sudah keluar,segera cek daftar hadir,berita acara serta mengunci pintu ruangan dengan baik.Â
Seminggu kemudian pengumuman PSB telah keluar  terpampang di halaman sekolah,sekilas nomor 25 belum kutemukan,waah tidak diterimakah dia atau aku kurang teliti?.Nomor 26 malah ada di rangking atas termasuk 10 besar,hebat.
Pengumuman memang juga bisa dilihat secara online,ah nanti saja di rumah akan aku cek keberadaan nomor 25 bernama fintya.Sejak pagi banyak orang tua siswa menunggu pengumuman sekolah.Begitu papan pengumuman siap,langsung dikerumuni  para orang tua mungkin memastikan ketrima atau tidak secara langsung.Hal itu wajar karena peserta tes yang diterima pasti ada pengumuman lanjutan yakni daftar ulang.
Persyaratan daftar ulang adalah mengisi biodata siswa secara lengkap hingga biodata orang tuanya.Sungguh kasihan jika ditemukan siswa yang tidak memiliki akta kelahiran,karena orang tua yang tidak bertanggung jawab.
Ruang Daftar Ulang pun telah dibuka dengan beberapa loket,berlangsung selama  3 hari saja setelah pengumuman.Pada hari pertama banyak yang mengantri,meski tanpa nomor antrian,wali murid bisa tertib.     Peserta daftar ulang berdasarkan kehadiran yang datang awal berarti maju dulu,layaknya antrian umumnya.Sampai hari kedua siang aku belum menemukan  siswa  nomor incaranku nomor  25,apa berarti tidak diterima ya.
Peserta tes  nomor 26 bernama Mutiara telah mengisi blanko,tetap hadir sendiri,dengan mantab dan PD melengkapi berkas  persyaratan mengajukan keringanan pembayaran.Sesungguhnya sekolahku ini serba gratis untuk keperluan pembelajaran,tentu saja untuk keperluan siswa pribadi  harus membayar.
Pembayaran daftar ulang hanya berupa pakaian seragam dan atributnya.Itupun yang dua setel sudah dibantu pemerintah daerah.Sejak lama sekolahku menjadi buruan masyarakat  mungkin perolehan kejuaraan yang beraneka juga  fasilitas lengkap  apalagi  para guru telah profesional.