Mohon tunggu...
Amini Farida
Amini Farida Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMP Negeri 10 Kota Madiun

Eyang yang suka menulis berniat semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Indahnya Mengajar

12 Mei 2024   21:01 Diperbarui: 12 Mei 2024   21:22 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kelas unggulan?"

"Tidak,saya kelas reguler",Lha pendaftar yang ini sendiri tanpa pengantar dengan nomor urut  26 juga kuberi tanda,ia menjawab dengan tegas dan lantang,menggambarkan siswa yang menarik untuk pembanding.

Tes PSB akan digelar besuk pagi,kebetulan aku ditunjuk sebagai pengawas ruang 2 dengan peserta no 20-40.Wah pas,berarti 2 nomor tsb ada di ruangan yang kujaga.Besuk aku akan hadir pagi-pagi agar aku bisa mengamati peserta yang menarik perhatianku nomor 25 dan 26 kubayangkan seperti bumi dan langit.

Pukul 06.00 aku sudah hadir,tak apa meski  tes akan dimulai pukul 07.00.Banyak hal yang bisa kulakukan mengisi waktu senggang.Setelah parkir motor segera menuju  halaman depan, berdiri gabung bapak ibu guru piket menyambut calon siswa hadir.

Piket pagi seperti ini biasanya digunakan untuk cek kedisiplinan,kerapian berpakaian,juga kesehatan anak.Namun kali ini kelas 8,9 libur hanya fokus pada tes siswa baru dan melayani ortunya barangkali perlu info sekolah. 

Aku berdiri menunggu 2 anak  itu,kehadiran calon siswa tidak bersamaan,thar thir bahasa jawanya,sehingga bpk ibu piket bisa duduk di gazebo sambil bercanda.Biar tidak lepas pengamatan,kugunakan untuk  merapikan  pot,membersihkan daun menguning,dan membetulkan letak pengumuman yang nampak  miring diterpa angin sambil sesekali melihat pintu gerbang sekolah.

Itu dia peserta nomor 25 dari keluarga kaya,baju seragamnya masih kinclong,diantar ibunya dengan dandanan menor dengan asesoris lengkap.Kulirik gelangnya yang keroncong gemerlap di tangan kiri dan gelang tebal besar di tangan kanan,jari-jari berhiaskan cincin berlian,hmm..belum tasnya seperti punya artis,pasti ratusan jutalah untuk tampilan ibunya.Sang  sopir  dengan hormat  membawakan beberapa mengikuti di belakang mereka.

Tak lama kemudian seseorang tergopoh-gopoh berkeringat,oooi tuuu  peserta nomor 26 naik sepeda hadir memasuki  pintu gerbang.Dengan menghormat penjaga bernama pak Anam menuju tempat sepeda dan menatanya  sendiri dengan rapi.

Bel panjang berbunyi tanda seluruh peserta wajib memasuki ruangan,mengisi daftar hadir dan segera duduk di kursi sesuai nomor peserta.Seluruh komputer telah on,beberapa menit terdengar dikumandangkan doa,dan tata tertib tes PSB.Selanjutnya pengawas segera memerintahkan cek kelengkapan tes.Kulihat 20 peserta telah duduk dengan tenang.

Bel satu kali berbunyi sebagai tanda boleh mengerjakan,suasana hening,mereka berpikir  dengan tenang,kecuali peserta nomor 25.Ia nampak gelisah,tengok sana sini,tetapi karena jarak memang sekitar 2 meter tak kan bisa melihat pekerjaan peserta lain.Semoga saja tidak sakit,aku hanya mengawasi saja,cctv juga selalu on,jika ada yang perlu bantuan pasti panitia akan datang.

Kupastikan peserta tes semua sehat dan bekerja dengan baik,maka akupun membuka buku,membaca.Kali ini koran menayangkan jumlah pengangguran yang tinggi mencapai 9,77 juta.Mengapa masih banyak pengangguran,tidakkah apapun bisa dilakukan asal mau bergerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun