3.kurangnya komunikasi;Â
4.perbedaan nilai, pandangan, dan tujuan;Â
5.frustrasi karena masalah pribadi mereka; danÂ
6.persaingan untuk status dan posisi.Â
7.Menghilangnya sumber-sumber tertentu, seperti kekuasaan, pengaruh, uang, ruang, popularitas, dan posisi.
Konflik dalam pendidikan Islam adalah fenomena yang tidak dapat dihindari. Konflik ini dapat terjadi antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa, atau bahkan antara orang tua dan guru. Namun, konflik dalam pendidikan Islam tidak selalu negatif.Â
Dalam beberapa kasus, konflik dapat menjadi sarana untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu konsep konflik dalam pendidikan Islam adalah konflik kognitif. Konflik kognitif terjadi ketika ada perbedaan antara apa yang diajarkan oleh guru dan apa yang dipahami oleh siswa. Konflik ini dapat mendorong siswa untuk mencari pemahaman yang lebih dalam dan kritis tentang materi yang diajarkan. Dengan demikian, konflik kognitif dapat menjadi stimulus untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Selain itu, konflik sosial juga dapat terjadi dalam pendidikan Islam. Konflik sosial terjadi ketika ada perbedaan pandangan atau nilai antara siswa atau antara siswa dan guru. Konflik ini dapat memicu diskusi dan debat yang sehat, yang dapat membantu siswa untuk memperluas wawasan mereka dan memperdalam pemahaman mereka tentang agama Islam.
Namun, penting untuk diingat bahwa konflik dalam pendidikan Islam harus dihadapi dengan bijaksana dan dengan tujuan yang jelas. Konflik yang tidak diatasi dengan baik dapat mengganggu proses pembelajaran dan menciptakan ketegangan di antara siswa dan guru. Oleh karena itu, penting bagi guru dan siswa untuk belajar bagaimana mengelola konflik dengan cara yang konstruktif dan bermanfaat.
Dampak negatif bias yang terjadi akbibat konflik yaitu:
1.Munculnya bentrokan dan perselisihan dalam organisasi yang satu sama lain yang terus mencari kelemahan lawannya masing-masing,