Mohon tunggu...
amilaaml
amilaaml Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis adalah hobi saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perpisahan Di Ujung Senja

30 Desember 2024   13:33 Diperbarui: 30 Desember 2024   13:33 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota kecil yang termasuk kota bersejarah di Indonesia yang bernama kota tarakan. Termasuk pulau kecil berada di Kalimantan yang suasananya masih asri dan indah. Disana hiduplah dua sahabat kecil yang keduanya tidak ada ikatan sedarah,namun mereka seperti seorang saudara sekandung. Mereka berdua benar-benar sangat dekat sejak dari kecil. Ini adalah kisah kami berdua. Namaku Najiya Amalia biasa dipanggil jiya sedangkan sahabatku bernama Zayn Musthofa biasa ku panggil kak zayn. Aku berada di kota ini karena kedua orang tuaku yang merantau di pulau Kalimantan.

Kala pertama kali ku bertemu kak zayn beserta kedua orang tuanya saat aku masih dalam gendongan ibuku. Sedangkan kak zayn sudah berumur 2 tahun. Keluarga kami sangat dekat sekali dan kita juga tetangga dekat rumah. Seiring berjalannya waktu usiaku sudah 4 tahun, sudah waktunya aku bersekolah taman kanak-kanak (TK). Namun, aku tidak mampu bersekolah karena biaya sekolah TK disana mahal, sepadan dengan biaya sekolah anak SMA yang mencapai jutaan. Sedangkan ayahku hanya seorang penjual koran. Maka dari itu, aku hanya belajar bersama ibuku dirumah, kadang aku juga ikut mendengarkan apa yang diajarkan guru saat pelajaran, karena rumahku dekat sekali dengan sekolah, yang terletak di belakang sekolah. Jadi, aku juga bisa ikut belajar walaupun hanya mendengarkan dari rumah karena memang terdengar jelas dari rumah. Sedangkan kak zayn bersekolah, setiap kali kak zayn pulang sekolah, dia pergi bermain kerumah ku dengan membawa buku-buku sekolahnya, sehingga kami belajar bersama di rumahku.

Pada sore hari, aku ikut ayah dan juga ibuku berjualan koran, kak zayn pun juga ikut menemaniku dan kami sangat senang karena di kios ayahku ada berbagai macam buku, majalah, maupun koran. Aku bersama kak zayn membaca buku-buku banyak disana, yang menjadi favoritku yaitu membaca majalah anak yang berjudul "majalah bobo". Waktu sudah menjelang malam kak zayn dijemput ayah dan ibunya pulang.

Keesokan harinya, aku bangun pagi lalu ikut ibuku belanja sayur-sayuran di pasar. Sesampainya  di pasar, aq berjalan mengikuti ibuku, dan disana sangat ramai sekali.

 "wahh, lihat jiya kepiting nya bagus banget, masih segar" ucap ibu.

 "iyaa bu cantik sekali" jawab najiya dengan antusias.

 Kemudian ibu memanggil penjual kepiting tersebut "makcik, berapakah kepiting sekilo ?."

"silahkan bu, kepiting ny sekilo 30 ribu" jawab penjual kepiting.

Setelah membeli kepiting ,kami pun melanjutkan belanja kebutuhan yang lain. setelah selesai semuanya kami pun pulang.

Seiring berjalannya waktu, usiaku sudah 5 tahun akan memasuki 6 tahun. Dan sudah saatnya aku bersekolah. Ayah dan ibuku sudah merencanakan bahwa aku akan sekolah di dekat rumahku itu.

Pada hari minggu, keluarga ku dan keluarga kak zayn pergi weekend ke pantai, kami meluangkan waktu liburan bersama dan juga camping bersama di tepi pantai. Aku dan kak zayn bermain pasir pantai dan membuat istana dari pasir.

Kak zayn bergumam sambil membuat istana "emm, jiya apakah kamu akan tetap disini, dikota ini, dan enggak akan pergi ninggalin aku, dan maukah kamu jadi sahabat ku ?" ucap kak zayn.

"iyaaa kak zayn , jiya akan selalu menemani kak zayn, belajar dan bermain bersama" ucap najiya dengan antusias.

"benarkah ?" ucap kak zayn

"tapi bohong wlee, kak zayn itu jahil, cerewet juga tau" jawab najiya sambil berlari.

Kak zayn melempar bola pasir "oh iyakah, kau katain aku cerewet yaa" ucap kak zayn sambil mengejarku.

Aku pun berlari sekencang-kencangnya sambil memanggil ayah "ayahhh, kak zayn nakal" ucap najiya.

Lalu ayah kak zayn menjawab "zayn berhenti, jangan nakal, kasihan jiya lari-lari gitu, capek kamu kejar trus"

"baik ayah, zayn minta maaf" ucap kak zayn.

Setelah itu, kami di panggil ayah dan ibu untuk makan, lalu kami makan bersama di tepi pantai.

Lambat laun, usiaku sudah 6 tahun, sudah saat nya aku bersekolah SD. Orang tuaku besok akan mendaftarkan ku sekolah yang di dekat rumah ku. Namun, takdir berkata lain, pada pukul 11 malam ibuku mendapat kabar bahwa kakek ku yang berada di jawa jatuh sakit dan masuk UGD. Ayah dan ibuku terkejut, lalu mereka berdiskusi dan menimbang-nimbang, karena di jawa kakek ku hanya tinggal bersama nenek ku, sedangkan nenek sudah tua, juga sering sakit-sakitan.

Setelah berdikusi secara serius, ayah dan ibu ku memutuskan untuk pulang ke jawa, akan tetapi ayah dan ibuku belum memberitahukan hal ini kepadaku.

Keesokan hari nya aku bangun pagi, saat aku keluar, aku mencari ayahku, entah kemana  pagi-pagi udah tidak ada di rumah.

Aku menghampiri ibuku "ibu ayah kemana ? kenapa pagi sekali udah keluar ?" ucap najiya .

"ayahmu keluar sebentar, jiya tolong bantuin ibu masak" jawab ibu.

"baik bu"ucap najiya sambil memotong sayur.

Seperti biasa, setelah kak zayn pulang sekolah, dia akan pergi kerumahku dan belajar lagi bersamaku, sambil mengajariku sedikit apa yang diterangkan oleh gurunya.

Setelah kami selesai belajar, kak zayn pulang untuk istirahat siang, sedangkan aku pergi ke kamar ibuku, pada saat masuk kamar ibuku, aku terkejut, karena di dalam kamar terdapat 1 koper dan 2 rangsel, sedangkan barang-barang yang lain juga kosong.

Aku pun bertanya kepada ibu "bu, kita akan pergi kemana ? kenapa ada koper dan juga rangsel ?".

"kita akan pulang ke jawa sayang, kakek sakit masuk rumah sakit, enggak ada yang ngurusin kasihan nenek" ucap ibu sambil mengelus pipiku.

"kapan kita akan berangkat ?"ucap najiya.

"nanti sayang, ayah sekarang lagi beli tiket pesawat"jawab ibu.

Aku pun menunduk "berarti jiya udah gabisa belajar, bermain lagi bersama kak zayn, apakah kak zayn udah tau hal ini ibu ?."

Ibu menghampiriku "sudah sayang, ibu sudah memberitahu mereka, mungkin nanti kita diantar mereka ke bandara" jawab ibu.

Setelah mengemasi barang-barang yang akan dibawa, lalu ayah pulang, setelah itu kami makan dan bersiap-siap berangkat.

Setelah selesai, kami berangkat dengan diantar keluarga kak zayn dengan menggunakan mobil. Selama di perjalanan aku hanya diam, sedangkan kak zayn pun diam    sambil melihatku. Setelah sampai di bandara,kami langsung bergegas masuk agar tidak ketinggalan pesawat.

Kak zayn menghampiriku "jiya, jangan sedih, kita akan tetap bersahabatan terus, walaupun nanti kita berjauhan jangan lupakan aku, kak zayn sayang jiya." Ucap kak zayn sambil memelukku.

Setelah itu kak zayn mengambil sesuatu dari tas nya "ini boneka buat jiya, jaga baik-baik ya" ucap kak zayn sambil mengelus kepala ku.

"kak zayn makasih, jiya bakalan kangen sama kak zayn sama om dan tante" jawab najiya sambil memeluk kak zayn.

Tak lama, ayah dan ibu memanggilku dan juga kak zayn. Kami pun bergegas menghampiri mereka.

"najiya ayo, nanti kita terlambat udah sore, pamitan dulu, salim sama om,tante, kak zayn."ucap ibu kepadaku.

Lalu kita berpamitan, dan aku pun mulai berjalan menjauhi kak zayn, aku hanya berjalan dengan menunduk, sambil memegang boneka kak zayn. Waktu sudah memasuki senja, langit pun mulai petang.

Kak  zayn berteriak kepadaku dari kejauhan " najiyaaa, bye-bye". ucap kak zayn sambil melambaikan tangan.

Aku pun menoleh dan melambaikan tangan sambil tersenyum. Ayah dan ibuku pun juga ikut melambaikan tangan nya.

Setelah itu aku bersama ayahku naik pesawat di bagian agak belakang, dan tak lama kemudian pesawat pun terbang. Hari pun memasuki senja,dengan keheningan di sekitarnya.

Dan pada hari itu, hari perpisahan kita, aku belajar bahwa pada suatu kehidupan pasti ada masa perpisahan. Walaupun jarak memisahkan kita, namun persahabatan kita akan tetap hidup di hati, dan menjadi sebuah kenangan yang tak akan tergantikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun