Kak zayn bergumam sambil membuat istana "emm, jiya apakah kamu akan tetap disini, dikota ini, dan enggak akan pergi ninggalin aku, dan maukah kamu jadi sahabat ku ?" ucap kak zayn.
"iyaaa kak zayn , jiya akan selalu menemani kak zayn, belajar dan bermain bersama" ucap najiya dengan antusias.
"benarkah ?" ucap kak zayn
"tapi bohong wlee, kak zayn itu jahil, cerewet juga tau" jawab najiya sambil berlari.
Kak zayn melempar bola pasir "oh iyakah, kau katain aku cerewet yaa" ucap kak zayn sambil mengejarku.
Aku pun berlari sekencang-kencangnya sambil memanggil ayah "ayahhh, kak zayn nakal" ucap najiya.
Lalu ayah kak zayn menjawab "zayn berhenti, jangan nakal, kasihan jiya lari-lari gitu, capek kamu kejar trus"
"baik ayah, zayn minta maaf" ucap kak zayn.
Setelah itu, kami di panggil ayah dan ibu untuk makan, lalu kami makan bersama di tepi pantai.
Lambat laun, usiaku sudah 6 tahun, sudah saat nya aku bersekolah SD. Orang tuaku besok akan mendaftarkan ku sekolah yang di dekat rumah ku. Namun, takdir berkata lain, pada pukul 11 malam ibuku mendapat kabar bahwa kakek ku yang berada di jawa jatuh sakit dan masuk UGD. Ayah dan ibuku terkejut, lalu mereka berdiskusi dan menimbang-nimbang, karena di jawa kakek ku hanya tinggal bersama nenek ku, sedangkan nenek sudah tua, juga sering sakit-sakitan.
Setelah berdikusi secara serius, ayah dan ibu ku memutuskan untuk pulang ke jawa, akan tetapi ayah dan ibuku belum memberitahukan hal ini kepadaku.