Tokoh yang bernama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikoesoemo dan lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951 ini seolah lekat dengan citra berwibawa, tampan, kuno, gagah, dingin, misterius, beraksi dalam sepi, dan kontroversial.
Ia juga berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Ayahnya adalah seorang begawan ekonomi bernama Soemitro Djojohadikoesoemo. Ia lebih banyak menghabiskan waktu sekolahnya di luar negeri mengikuti orangtuanya, hingga akhirnya masuk ke Akademi Militer Magelang pada tahun 1969 dan lulus pada tahun 1974.
Karir dan sepak terjangnya selama puluhan tahun (1974-1998) di bidang militer inilah yang membuat seorang Prabowo Subianto seakan menjadi tokoh kontroversial.
Berbagai tugas yang ia jalankan di medan tempur dan jabatan strategis yang ia raih di bidang militer (jabatan terakhirnya adalah Pangkostrad pada tahun 1998, setelah sebelumnya menjabat sebagai Kopassus), seolah menjadi dua sisi mata uang.
Di satu sisi ia dikagumi sebagai seorang prajurit dan komandan yang gagah berani dan pantang menyerah dalam bertugas, juga meraih banyak prestasi cemerlang dan mendapat penghargaan prestisius, namun di sisi lain, ia juga banyak dihujat dan dihantam dalam kasus penculikan aktivis, pelanggaran HAM, pembunuhan massal, hingga isu kudeta.
Ia pun harus berseteru dengan banyak pihak, termasuk dengan Wiranto, yang merupakan atasannya saat itu karena menjabat sebagai Panglima TNI.
Hingga akhirnya ia pensiun dini tepatnya pada tanggal 22 Mei 1998. Lalu ia meninggalkan Indonesia dan terbang ke Amman, Yordania, dan tinggal di sana selama beberapa tahun. Hingga akhirnya ia kembali lagi pada November 2001.
Setelah berhenti dari karir militer dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal, ia lebih banyak berkutat di bidang bisnis, mengikuti jejak adiknya yaitu Hashim Djojohadikoesoemo.
Sedikitnya Prabowo memiliki 27 Perusahaan yang bergerak di berbagai sektor berbeda, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Ia adalah Presiden dan CEO PT Tidar Kerinci Agung yang bergerak dalam bidang produksi kelapa sawit, lalu PT Nusantara Energy yang bergerak di bidang migas, pertambangan, pertanian, kehutanan, dan pulp, juga PT Jaladri Nusantara yang bergerak di bidang perikanan.
Ia pun aktif dalam berorganisasi di luar pemerintah. Mulai dari menjabat sebagai Ketua HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) pada tahun 2004-2009, Asosiasi Petani Indonesia, Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Indonesia(2008-2013), dan Presiden Ikatan Pencak Silat Indonesia sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang.
Selain aktif berbisnis dan berorganisasi, ia pun tertarik terjun ke dunia politik. Namun citra negatif yang terlanjur bertubi-tubi ditujukan kepada dirinya, membuat ia harus "babak belur" dan berkali-kali gagal dalam kancah politik nasional.