Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Bolehkah Membisniskan Pendidikan?

22 Januari 2025   07:14 Diperbarui: 22 Januari 2025   07:14 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana Sebaiknya?

Kita sepakat bila gelar akademik itu tetap dibutuhkan dalam dunia PT, kita tidka bisa menafikan kalau gelar akademik tertinggi itu penting, namun, ada suatu pertimbangan yang bisa kita "timbang-timbang" dalam fenomena ini.

Memang tidak mungkin mereka yang menyandang gelar akademik "sarjana" tok mengajar atau memberi kuliah kepada mahasiswa program "pasca sarjana". Dengan kata lain, secara sederhana dapat dikatakan, tidak mungkin seorang pencerdas bangsa yang bergelar S1 akan memberi kuliah atau mengajar pada program S1, setidaknya atau minimal harus setingkat lebih lebih tinggi gelar akademiknya, yakni minimal S2, begitulah seterusnya.

Maksud saya, untuk lingkungan akademik atau lingkingan PT memang ini mutlak, namun untuk non lingkungan akademik atau non PT, setidaknya gelar tidak menjadi prioritas, setidaknya mereka mempelajari keahlian, kepiawaian seseorang.

Katakanlah, seorang praktisi, ia hanya menyandang gelar S2, tetapi karena ia piawai dan atau ahli dibidangnya, mengapa tidak kita orientasikan untuk memberikan suatu pencerahan atau memberikan materi dalam suatu seminar atau pertemuan ilmiah lainnya.

Sayang, keilmuan dan keahlian mereka bila kita tidak manfaatkan. Sebagai pengalamam saya, dalam memberikan advis atau penilaian kelayakan suatu bisnis yang akan  berdiri  dan atau suatu unit bisnis yang akan dikembangkan, saya menilai pemilik atau pelaku bisnisnya kebayakan mereka yang hanya tamatan  SMA, paling tinggi menamatkan S1, tetapi ilmu bisnis dan atau ilmu manajemen yang mereka miliki luar biasa.

Mereka dapat me-menej atau memimpin ribuan pekerjanya, termasuk pekerjanya yang berlatar  belakang atau bergelar "D" tersebut,  maaf ini hanya ilustri, mungkin saja tidak umum, silakan saja Anda memberikan penilan tersendiri atas pernyataan ini.

Suatu keadaan ildeal, memang sangat diperlukan. Gelar dalam dunia akademik atau PT memang sangat dibutuhkan sekali, namun jangan "mendewakan" gelar, tetapi gelar yang kita sandang harus diikuti dengan keahlian dan atau ke-profesional-an.

Timbulnya fenomena ini, menggiring dunia pendidikan dibisniskan pemilik atau pengelolanya. Padahal, tidaklah demikian!

Gelar jangan dijadikan ajang bisnis, dunia pendidikan atau PT tetaplah kita tempatkan sebagai ajang pengembangan ilmu dan tempat memproduksi keilmuan, sekalipun ia tempat memproduksi gelar, namun harus didudukkan sebagai lembaga akademik jangan dijadikan dia ajang bisnis. Kalau ada unsur bisnisnya, hanya untuk mempertahankan keberlangsunagn dunai akademika atau PT itu saja. Dengan kata lain, kita tidak boleh membisniskan dunia pendidikan, namun harus dibalik yakni mengelola dunia pendidikan harus didasari dengan nilai bisnis itu syah-syah saja. Selamat berjuang!!!!!!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun