Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Pilkada Sudah Usai, Tinggal Menggapai Pertumbuhan 8 Persen Saja!

6 Desember 2024   07:30 Diperbarui: 9 Desember 2024   17:56 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pertumbuhan ekonomi. (Sumber: SHUTTERSTOCK/DAVID CARILLET via kompas.com)

Suatu pesta besar yakni pesta demokrasi telah usai kita laksanakan, dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Gubernur-Wakail Gubernur, Bupati-Wakil Bupati, dan Wakikota-Wakil Walikota. 

Pelaksanaan pesta demokrasi pada tanggal 27 November 2024 yang lalu  dilaksanakan serentak di seluruh negeri ini, termausk di Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

Terlepas dari puas atau tidak hasil Pilkada tersebut, yang jelas Pilkada telah usai dan sudah ada nama-nama sementara selaku pemenangnya atau calon terpilih, baik Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati dan Walikota-Wakil Walikota.

Bagi yang mengantongi suara terbanyak pada ajang Pilkada tersebut, jangan riang berlebihan, bagi yang memperoleh suara tidak banyak alias kalah jangan bersedih, masih ada jalan menjuju Roma atau mengabdi kepada negeri ini atau daerah ini.

Dengan keilmuan dan keahlian serta kapasitas yang kita miliki masing-masing, kita bisa megabdi kepada negeri ini atau kepada daerah ini, kita bisa memberi kontribusi kepada negeri ini atau daerah ini, kita bisa membangun negeri ini atau daerah ini sesuai dengan kapasitas yang kita miliki.

PR Sudah Menanti!

Bagi calon yang bertarung dalam Pilkada tersebut,  semua sudah mempunyai program atau produk politik masing-masing yang akan dijalankan apabila mereka diberi kesempatan memimpin negeri ini atau daerah ini. 

Bagi calon yang belum beruntung, program yang diusung hanya tinggal kenangan, namun bagi calon yang mengantongi suara terbanyak alias menang dalam pertarungan Pilkada tersebut, maka program yang mereka usung  harus dijalankanh  dalam menahkodai daerah yang akan dipimpinnya nanti.

Bila kita cermati, sudah banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang menanti calon yang memenangkan pertarungan dalam Pilkada tersebut. 

Baik PR sebagai tindak lanjut program kerja yang telah dijalankan oleh pimpinan sebelumnya atau Pj pimpinan selama masa peralihan kepemimpinan, maupun program kerja yang memang akan dijalankan oleh calon terpilih yang sudah diusung calon jauh sebelumnya.

PR mewujdukan keinginan Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presdien Bapak Gibran Rakabuming Raka yakni mengejar atau memburu pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Pertumbuah Ekonomi

Bila disimak, Bapak Presiden telah menyusun program unggulan atau program prioritas berupa ASTA CITA. Adapun isi Astacita tersebut adalah;

1. Memperkokoh idologi  Pancasila, Demokrasi dan HAM

2. Memantapkan sistem pertahanan, keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa memalui swadaya pangan, energi.air, eko krea,eko hijau, eko biru.

3. Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, meningkatkan industri kreatif dan melanjutkan program infrastruktur

4. Memperkuat pembangunan SDM, sains dan teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olah raga, kesetaraan gender serta penguatan peran perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas

5. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di Dalam Negeri

6. Membangun dari Desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan

7. Memperkat refromasi politik, hukum dan birkrasi serta --encegahan dan pemberantasa korupsi dan narkoba

8. Mempekuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam dan budaya serta peningkatan toleransi antar umat beragama untuk mencapai masyarkat adil dan makmur.

Dari beberapa poin tersebut, ada yang harus menjadi prioritas utama yakni bagaimana memburu pertumbuhan ekonomi 8 persen tersebut, suatu PR yang sepertinya berat untuk dikerjakan. Betapa tidak?

Bila kita perhatikan pertumbuhan ekonomi negeri ini, terutama pertumbuhan ekonomi pasca pandemi, sepertinya negeri ini sulit untuk mencapai pertumbuhan di atas angka 5 persen. Pertumbuhan ekonomi bertengger pada angka sekitar 4-5 persen, baik ditingkat nasional maupun di tingkat daerah (Provinsi atau Kabupaten/Kota).

Seperti Provinsi Sumatera Selatan saja, berdasarkan data BPS dan atau Bank Indoensia perwakilan Sumatera Selatan pada tahun 2023 lalu hanya mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 5,08 persen. Di triwulan III ini hanya dapat mencapai pertumbuhan  ekonomi 5,04 persen (Year-on-Year).

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi, setidaknya ada tiga (3) faktor atau variabel ekonomi yang harus kita buru. Pertama adalah investasi, kedua adalah ekspor dan ketiga adalah konsumsi masyarakat.

Kemudian, kita juga harus memperhatikan dampak atau ekses yang timbul, apabila kita hanya terpaku  memburu pertumbuhan  ekonomi belaka, yakni akan terjadi gangguan variabel ekonomi lainnya. 

Bukan tidak mungkin dengan  memburu pertumbuhan ekonomi justru ketimpangan semakin tinggi, angka kemiskinan justru terus meningkat dan angka penganguran masih tetap tinggi.

Untuk itu, dalam  memburu pertumbuhan ekonomi, kita perlu berhati-hati. Bagaimana melakukan percepatan atau pergerakan ekonomi, bagimana memainkan variabel ekonomi yang satu agar tidak mengganggu variabel ekonomi yang lain.

Investasi yang kita buru, sebaiknya investasi yang mendatangkan benefit yang besar dan dapat menyerap tenaga kerja, bukan investasi yang berorientasi pada pembangunan infrastruktur yang menelan dana yang tidak kecil (ratusan trilun rupiah), namun tidak berdampak pada pengurangan angka pengangguran dan menekan angka kemiskinan.

Untuk itu, sebaiknya kita usahkan, investasi yang ada dan atau investasi yang masuk adalah investasi yang banyak  menyerap tenaga kerja, terutama tenaga kerja lokal/daerah, investasi yang dapat menekan angka kemiskinan  bukan sebaliknya investasi yang justru akan "memiskinkan" anak negeri ini.

Ekspor harus dilakukan dengan gencar. Bagimana memburu negara-negara tujuan yang tepat, bagaimana meningkatkan nilai tambah (value added) atau nilai jual produk ekspor. 

Selama ini, produk ekspor yang kita luncurkan ke negara-negara tujuan tersebut kebanyakan produk primer alias barang mentah, bukan barang setenga jadi atau barang jadi.

Kemudian produk yang kita luncurkan negara-negara tujuan tersebut kebanyakan produk yang berkualitas rendah, daya saing rendah. Untuk itu PR besar kita adalah bagimana melakukan ekspor atas produk jadi dan meningkatkan daya saing produk ekspor negeri ini.

Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita mendorong kelas menengah dan bawah yang sedang menghadapi kondisi ekonomi sulit saat ini dapat bangkit.

Lapangan kerja harus disediakan dan terus diperluas/diperbanyak, unit bisnis yang sudah ada harus dipertahankan agar tidak colpas yang menyebabkan pengangguran terus bertambah karena PHK dan harus ada dorongan agar unit bisnis di negeri ini terus bertambah, terutama unit bisnis yang dilakoni anak negeri ini atau daeah ini.

Saya yakin para  pemenang dalam pertarungan Pilkada kali ini sudah paham dan tahu persis kondisi yang ada, kondisi ekonomi saat ini. Namun, tidak ada salahnya kalau kita mengingatkan kembali mereka dalam rangka merealisasikan program atau produk yang sudah mereka tawarkan dalam kampanye atau pada saat mereka mempromiskan diri mereka tersebut.

Menurut saya, tinggal faktor "kemauan politik" mereka saja untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen tersebut, apalagi bila dalam kepemimpinan mereka nanti unsur "keikhlasan" membangun dan memajukan daerah memang terpatri.

Maka apapun persoalannya, apapun kendala yang akan dihadapi, saya yakin bisa mereka atasi. Selamat Berujuang!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun