Baju Titik sampai koyak. Mereka berdua sama-sama terkulai dan terluka. Anak-anak lainpun mulai datang menolong, termasuk aku yang memperhatikannya dari tadi di kejauhan. Dan akulah dibalik semua kejadian ini.
"Gue Titik," katanya sambil terengah-engah pada Totok yang dibopong.
"Gue Totok."
Pandangan mereka bertemu kemudian saling senyum. Aku menemukan benih cita di mata mereka. Berhasil.
***
Kusalami mereka berdua di pelaminan. Siapa sangka cinta SMA mereka berlanjut hingga ke pelaminan. Semua teman-teman se-angkatan diundangnya. Termasuk Ari, Oki, dan mereka semua yang pernah menghajar sepasang pengantin ini dulu. Ini adalah undangan pernikahan sekaligus reuni. Kita terbahak ketika mengingat peristiwa jaman SMA. Tentu sudah tak ada lagi dendam. Nostalgia.
"Kalian inget nggak, pertama kali dua orang ini ketemu?" Aku mengingatkan, "sebenernya itu akal-akalan gue."
Mendadak mereka terdiam sesaat, termasuk Oki dan Ari.
"Oh, jadi gara-gara lo ya," Ari menyiramku dengan air mineral yang diikuti oleh yang lain. Pasangan pengantin juga ikut-ikutan mengguyurku. Kami terbahak bersama.
"Jodoin orang mulu, dia ndiri kapan?" Celoteh Titik.
Aku meringis. Ya, hingga saat ini diriku masih saja sendiri. Meski kebiasaanku adalah menjodohkan orang.