Kembali bibirnya tersenyum. Nafasnya mendadak naik kemudian turun. Membuat rambut putihnya tersibak dari pelipis kirinya. Dan aku pun melihat tahi lalat di sana. Nada aneh kudengar dari mesin pendeteksi jantungnya. Lurus. Tak berirama lagi.
Gemuruh langkah orang berdatangan. Nadya bersama beberapa suster dan seorang dokter terlihat kalut. Mesin pengejut ditempelkan berkali-kali ke dadanya. Aku berusaha sekuat tenaga kembali berbaring. Kupejamkan mataku. Kubiarkan air mataku mengalir.
Makkah, 2 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H