Mohon tunggu...
Ami Abeb
Ami Abeb Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Anak Rantau

Nulisnya nunggu mood.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta yang Terpendam

2 Juli 2016   11:47 Diperbarui: 2 Juli 2016   11:57 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ngg..oh ayah sudah bangun?” tanyanya sambil megerjipkan mata. Tak kujawab pertanyaannya. Kuremas kuat bajunya lalu aku menunjuk arah wanita tadi. Nadya kaget.

“Eh, ya Allah Bu Dewi...Susteeer!” teriaknya sambil lari keluar.

Aku tersentak mendengar nama itu. Ah, mungkin hanya kebetulan. Tapi mataku langsung kutujukan pada pelipis kirinya. Tertutup rambut yang sudah memutih.

“Sudahlah, ini biasa saja,” jawabnya tegar.

Aku hanya miris mendengar jawabannya. Sekuat tenaga aku mencoba untuk duduk. Namanya masih menggangguku. Kuraih kotak tisu di meja samping. Kulempar ke pangkuannya. Dia mengusap darah di mulutnya.

“Terima kasih, Anto.”

Lagi-lagi aku terusik. Dari mana dia tahu namaku. Ah, bukankah Nadya sudah mengenalnya? Pasti dia mendengar namaku darinya.

“Sama-sama, Dewi.”

Kini dia mencoba berbaring. Rasanya aku ingin membantunya tapi tak mungkin. Alat-alat rumah sakit ini membatasi gerakanku.

Aku masih terduduk memandanginya. Kuharap rambut putih itu segera menyingkir dari pelipis kirinya. Ternyata, aku masih penasaran. Nadya belum juga datang.

“Nama Anda sama dengan teman masa kecil saya.” katanya terbata-bata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun