Mohon tunggu...
Amerinny TriRezeki
Amerinny TriRezeki Mohon Tunggu... Freelancer - Panggil Rinny. Pernah mengajar taman kanak-kanak. Menulis di blog, buku antalogi, media online

Penulis, blogger

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengaruh Media Sosial terhadap Prestasi Belajar Siswa: Temuan Penelitian dan Realitas di Lapangan

18 Desember 2024   09:52 Diperbarui: 18 Desember 2024   09:52 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media sosial dan wisuda/pixabay.com

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, terutama di kalangan generasi muda. Bagi siswa, media sosial seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan WhatsApp bukan hanya sekadar platform untuk bersosialisasi, tetapi juga sumber hiburan, informasi, bahkan sarana pembelajaran. Namun, di balik manfaatnya, media sosial juga menimbulkan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap prestasi belajar siswa.

Melalui berbagai penelitian dan pengalaman nyata, kita bisa mengeksplorasi bagaimana media sosial memengaruhi prestasi belajar siswa, baik secara positif maupun negatif. Artikel ini akan membahas secara mendalam pengaruh media sosial terhadap prestasi belajar siswa dengan memadukan data penelitian, pengalaman pribadi, serta tips untuk mengelola penggunaan media sosial dengan bijak. Saat saya mengajar sesekali anak diajak menonton kisah-kisah nabi atau bermain game edukasi online seperti find word, teka teki silang dan lainnya. Dalam komunitas juga belajar online seperti www.englishgameonline.com, British Council dan lainnya. Banyak website-website online. Tablet-tablet edukasi.

1. Popularitas Media Sosial di Kalangan Siswa

Seiring dengan perkembangan teknologi, media sosial telah menjadi alat komunikasi utama di kalangan siswa. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Common Sense Media pada tahun 2021, sekitar 89% remaja memiliki akses ke smartphone, dan lebih dari 70% di antaranya aktif menggunakan media sosial setiap hari.

Di Indonesia, laporan dari Hootsuite dan We Are Social (2023) menunjukkan bahwa pengguna internet di usia 13-18 tahun menghabiskan rata-rata 4-6 jam per hari di media sosial. Platform yang paling sering digunakan di antaranya adalah TikTok, Instagram, dan YouTube.

Namun, apakah durasi penggunaan media sosial ini berbanding lurus dengan dampak positif atau justru menjadi ancaman bagi prestasi belajar siswa?

Dampak Positif Media Sosial terhadap Prestasi Belajar

Meski sering kali dicap negatif, media sosial sebenarnya memiliki potensi besar untuk mendukung proses belajar siswa. Berikut beberapa dampak positifnya:

a. Akses Informasi yang Luas

Media sosial menyediakan akses mudah ke berbagai sumber belajar. Misalnya, siswa dapat mengikuti akun edukasi seperti Khan Academy, TED-Ed, atau guru-guru populer di TikTok yang membahas materi pelajaran secara menarik.

Contoh nyata:

Seorang siswa yang kesulitan memahami matematika dapat mencari video penjelasan di YouTube atau TikTok. Dengan metode visual yang kreatif, siswa tersebut mungkin lebih mudah memahami konsep yang sulit dipahami di kelas.

b. Sarana Diskusi dan Kolaborasi

Melalui grup WhatsApp atau forum diskusi online, siswa dapat bertukar pikiran dengan teman-teman mereka. Media sosial juga memungkinkan mereka untuk belajar secara kolaboratif, seperti berbagi catatan, mendiskusikan tugas kelompok, atau mempersiapkan ujian bersama.

c. Menumbuhkan Motivasi Belajar

Konten-konten inspiratif di media sosial sering kali memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih giat. Misalnya, video kesuksesan siswa lain atau cerita tentang perjuangan seseorang dalam mencapai pendidikan tinggi bisa memacu semangat belajar. 

Dampak Negatif Media Sosial terhadap Prestasi Belajar

Sayangnya, pengaruh media sosial terhadap siswa tidak selalu positif. Berikut beberapa dampak negatif yang sering muncul:

a. Gangguan Konsentrasi

Durasi penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu konsentrasi siswa. Ketika siswa lebih sibuk scrolling Instagram atau menonton video TikTok daripada belajar, waktu belajar mereka menjadi berkurang.

Penelitian mendukung:

Sebuah studi yang dilakukan oleh Journal of Adolescence (2020) menemukan bahwa siswa yang menghabiskan lebih dari 3 jam sehari di media sosial cenderung memiliki nilai akademik yang lebih rendah dibandingkan siswa yang menggunakan media sosial secara terbatas. 

b. Kecanduan Media Sosial

Kecanduan media sosial dapat membuat siswa sulit mengontrol waktu. Mereka mungkin menghabiskan waktu berjam-jam tanpa sadar, yang akhirnya mengurangi produktivitas belajar.

Kasus nyata:

Seorang siswa yang berniat membuka TikTok selama 10 menit mungkin berakhir menghabiskan 2 jam karena tergoda oleh algoritma yang terus menawarkan konten menarik.

c. Cyberbullying dan Dampak Psikologis

Media sosial juga membawa risiko cyberbullying, yang dapat memengaruhi kesehatan mental siswa. Stres atau depresi akibat bullying di media sosial sering kali membuat siswa kehilangan motivasi belajar.

d. Informasi yang Tidak Akurat

Siswa yang terlalu bergantung pada media sosial sebagai sumber belajar berisiko menerima informasi yang tidak akurat. Tidak semua konten di media sosial memiliki sumber yang dapat dipercaya, sehingga bisa menyesatkan siswa.

Bagaimana Orang Tua dan Guru Dapat Membantu?

Peran orang tua dan guru sangat penting dalam membantu siswa memanfaatkan media sosial secara bijak. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

a. Edukasi tentang Penggunaan Media Sosial

Ajarkan siswa tentang manfaat dan risiko media sosial. Jelaskan pentingnya membatasi waktu penggunaan media sosial agar tidak mengganggu aktivitas belajar.

b. Tetapkan Batas Waktu

Buat kesepakatan tentang durasi maksimal penggunaan media sosial setiap hari. Misalnya, siswa hanya diperbolehkan menggunakan media sosial selama 1-2 jam setelah menyelesaikan tugas sekolah.

c. Arahkan pada Konten yang Positif

Rekomendasikan akun-akun edukasi atau inspiratif yang dapat mendukung pembelajaran siswa. Dengan cara ini, waktu mereka di media sosial tetap produktif.

d. Awasi Aktivitas Online dengan Bijak

Orang tua dapat memantau aktivitas online siswa tanpa terlalu mengontrol. Tujuannya adalah memastikan bahwa siswa tidak terpapar konten negatif atau terlibat dalam aktivitas yang berisiko.

Strategi Siswa untuk Mengelola Media Sosial

Selain peran orang tua dan guru, siswa sendiri juga perlu belajar mengelola penggunaan media sosial mereka. Berikut beberapa tips:

a. Gunakan Media Sosial sebagai Alat Belajar

Alih-alih hanya digunakan untuk hiburan, manfaatkan media sosial sebagai alat belajar. Cari konten edukatif, ikuti akun-akun yang membahas topik pelajaran, atau bergabung dengan komunitas belajar online.

b. Tetapkan Jadwal Belajar yang Ketat

Pastikan waktu belajar tidak terganggu oleh media sosial. Gunakan metode seperti Pomodoro Technique untuk fokus belajar selama beberapa waktu, lalu beristirahat sejenak.

c. Matikan Notifikasi Selama Belajar

Notifikasi dari media sosial sering kali menjadi gangguan. Matikan notifikasi selama belajar agar tidak tergoda untuk memeriksa ponsel.

d. Gunakan Aplikasi Manajemen Waktu

Beberapa aplikasi, seperti Forest atau StayFocusd, dapat membantu siswa mengatur waktu mereka dan mengurangi penggunaan media sosial.

Temuan Penelitian tentang Dampak Media Sosial

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan antara media sosial dan prestasi belajar. Salah satu studi oleh Pew Research Center (2022) menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan media sosial secara seimbang cenderung memiliki keterampilan berpikir kritis yang lebih baik.

Namun, studi lain yang diterbitkan dalam Computers in Human Behavior (2020) menemukan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan berkorelasi dengan penurunan prestasi akademik. Hasil ini menunjukkan bahwa efek media sosial sangat tergantung pada bagaimana siswa menggunakannya.

Kesimpulan: Bijak dalam Menggunakan Media Sosial

Media sosial adalah pisau bermata dua. Di satu sisi, ia menawarkan banyak manfaat, seperti akses informasi, sarana diskusi, dan motivasi belajar. Namun, di sisi lain, ia juga membawa risiko, seperti gangguan konsentrasi, kecanduan, dan dampak negatif pada kesehatan mental.

Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko, penting bagi siswa, orang tua, dan guru untuk bekerja sama dalam mengelola penggunaan media sosial. Dengan edukasi yang tepat, pengawasan yang bijak, dan strategi pengelolaan waktu yang baik, media sosial dapat menjadi alat yang mendukung, bukan menghambat, prestasi belajar siswa.

Sebagai siswa, ingatlah bahwa belajar adalah prioritas utama. Gunakan media sosial secara bijak, dan jangan biarkan ia mengambil alih waktu berharga Anda. Karena pada akhirnya, prestasi belajar Anda adalah hasil dari usaha, disiplin, dan konsistensi yang Anda tanamkan.

Catatan Akhir:

Artikel ini tidak hanya berdasarkan data penelitian, tetapi juga pengalaman nyata dari siswa, orang tua, dan guru yang menghadapi tantangan era digital. Mari kita jadikan media sosial sebagai alat untuk mendukung masa depan pendidikan yang lebih baik.

www.journal.unita.ac.id, Pengaruh Media Sosial Masyarakat di Indonesia, Anang Sugeng Cahyono, tanggal akses 15 Desember 2024

Berdasarkan pengalaman penulis juga berkolaborasi dengan ai 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun