Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Lari Maraton atau Lari dari Kenyataan?

21 Mei 2019   18:35 Diperbarui: 21 Mei 2019   22:33 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta Mandiri Jogja Marathon 2019 bersama semburat fajar. [Foto: mandirimarathon.com]
Peserta Mandiri Jogja Marathon 2019 bersama semburat fajar. [Foto: mandirimarathon.com]
Dilansir Kompas.com, Menteri BUMN, Rini Soemarno, menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar untuk mengampanyekan pola hidup sehat, mempromosikan pariwisata, serta meningkatkan perekonomian di Yogyakarta. Dengan demikian, hidup sehat dapat menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda.

Bagaimana bisa lari dari kenyataan dan lari maraton berpadu dalam Mandiri Jogja Marathon? Pertanyaan ini sangat mudah terjawab. Bagi sebagian orang, Yogyakarta adalah kota cinta. Malahan start dan finis MJM digelar di Lapangan Roro Jonggrang.

Supaya lebih terperinci, ayo kita selisik satu demi satu alasannya.

Peserta MJM 2019 berfoto ria bersama pemeriah acara. [Foto: mandirimarathon.com]
Peserta MJM 2019 berfoto ria bersama pemeriah acara. [Foto: mandirimarathon.com]
Satu: mengobati serangan depresi. Sudah tersebut di atas bahwa olahraga lari dapat memantik rasa bahagia, jadi jelaslah bahwa mengikuti MJM berarti mengobati depresi. 

Ini berarti sekali merengkuh dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Tidak apa-apa kita lari dari belitan problem sehari-hari dengan mengikuti ajang keren ini, sebab dampaknya besar bagi kesehatan jiwa dan raga kita.

Dua: menikmati keindahan alam. Rute yang ditempuh peserta sudah dirancang sedemikian rupa. Hamparan sawah, hijau pepohonan, serta cakrawala berhias Gunung Merapi adalah suguhan mewah yang menanti para peserta. 

Mata segar, badan sehat, pikiran bugar. Lelah pasti terasa setelah berlari, tetapi nikmatnya tiada tara. Meski berdiri di podium untuk menerima medali mungkin susah terjangkau, setidaknya kita sudah "cuci mata".

Dokpri
Dokpri
Tiga: menyusuri sejarah cinta. Derita karena cinta sangat berpotensi mengguncang batin. Namun, derita itu akan sirna ketika kita berada di beberapa situs bersejarah yang merupakan perlambang cinta. 

Candi Prambanan adalah bukti kegigihan Bandung Bondowoso dalam mengejar cinta; Candi Plaosan adalah jejak kegagahan cinta Rakai Pikatan kepada permaisurinya; dan Monumen Plataran adalah tugu pengingat betapa kukuhnya cinta para taruna kepada tanah airnya.

Empat: meresapi sajian budaya. Penyelenggara MJM sudah mempersiapkan jalur yang dilewati peserta dengan berbagai atraksi kesenian tradisional. Inilah salah satu nilai lebih MJM. 

Ada perempuan-perempuan menabuh lesung dalam irama yang rancak dan ketukan yang rampak. Ada warga yang tersenyum ramah dalam balutan kostum tradisional nan indah. Ada makanan-makanan di titik finis yang siap menggugah selera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun