Patung Husein dan patung delapan taruna menunggangi garuda mengabadikan sepak terjang para pejuang kita.
Bagian pertama adalah romansa cinta bertepuk sebelah tangan; yang kedua merupakan simbol toleransi murni atas nama cinta; dan yang ketiga sebagai bukti cinta tanpa prasyarat kepada tanah air.Â
Ketiga jejak cinta itu dapat kita temukan andai kata kita mengikuti MJM. Pada akhirnya, saat nestapa terus menerpa maka seharusnya kita bergerak.Â
Tidak apa-apa sekalipun itu lari dari kenyataan. Sesungguhnya tersedia pilihan jitu lewat lari maraton di Mandiri Jogja Marathon. Siapa tahu lewat MJM itulah kita temukan obat mujarib untuk mengobati distimia. Setelah kembali pada rutinitas sehari-hari, jiwa dan raga kita sudah lebih siap menghadapi segala masalah.
Amel Widya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H