Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Lima Resep Menata Cerita ala Seno

2 September 2018   00:33 Diperbarui: 2 September 2018   00:33 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bertukar kata, berbagi cerita: sepenuh cinta [Foto: Bamby Cahyadi]

Dalam urusan menutup cerita, beliau sering memakai dua resep. Pertama, kejutan. Harus ada kejutan yang membuat pembaca ternganga atau terkesima. Kedua, kemengaliran. Harus ada kaitan erat antara pembuka dan isi cerita dengan penutup.

Saya segera mencatat dua bagian dari resep ketiga tersebut. Bagaimanapun, menutup cerita sering menjadi momok bagi beberapa penulis. Bahkan, saya pernah mendengar curhat teman penulis yang tulisannya melebar ke mana-mana karena bingung mengakhiri cerita.

Kadang judul sudah ada, tetapi isi cerita belum terpikirkan. Kadang cerita sudah selesai, malah judul belum ada. Santai saja.

Jawaban untuk pertanyaan Ivone itu terdengar bagai seloroh belaka, padahal Papa Seno sebenarnya sedang membuka "aib" banyak pengarang. Pada satu ketika, mendapatkan judul semudah memasak mi instan. Pada saat lain, judul sungguh sukar didapatkan. Itu fakta.

Masih dalam nada berkelakar, Papa Seno mengatakan bahwa beliau tidak pernah memusingkan judul. Jika belum ada, beri judul seadanya. Nanti diganti kalau sudah menemukan judul yang serasi dengan isi. Terlalu lama memikirkan judul justru dapat menghambat aliran imajinasi kita saat menulis.

Papa Seno menuturkan pengalaman beliau saat menulis cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi. Judul yang lama dicari-cari, yang ditemukan tanpa sengaja, yang punya rima dan enak dibaca atau dieja, ternyata dipangkas begitu saja saat dimuat di koran. Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi malah dimuat dengan judul singkat: Kamar Mandi.

Kemudian beliau menganjurkan hal-hal yang penting dipikirkan sebelum menentukan judul. Pertama, mencerminkan isi cerita. Artinya, judul dipilih karena dianggap mewakili cerita. Kedua, menarik minat pembaca. Dengan kata lain, judul dibuat semenarik mungkin supaya pembaca merasa gatal atau penasaran kalau tidak membaca cerita.

Sebagian peserta mengangguk-angguk, sebagian lainnya sibuk menggaritkan pulpen di atas kertas, sebagian lagi tengah mengetik di gawai. Sepertinya resep keempat ini mewakili kegelisahan setiap peserta. Tanpa terasa, obrolan soal seni menata cerita sudah  hampir satu setengah jam. Saya pun segera mempersilakan penanya terakhir.

Poster elektronik
Poster elektronik

Bentuk penting, isi juga penting. Keduanya mesti diperhatikan. Keduanya saling bantu dalam membangun keutuhan dan kepaduan cerita.

Begitu jawaban Papa Seno atas pertanyaan Daniel tentang mana yang mesti didahulukan di antara bentuk atau isi. Kemudian, pengarang sekaligus akademisi di IKJ tersebut bercerita tentang seorang pengarang yang khawatir pada cerita karangannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun