Ada aroma lain tercampur samar dalam bau tubuh suaminya. Kenyataan pahit itu semakin jelas beberapa hari kemudian ketika suaminya mengakui, benar-benar mengakui, fakta bahwa seorang pasien telah membuatnya lupa diri.
Pada sisi lain, Fermina juga menyadari bahwa di dalam dirinya masih tersembunyi cinta kepada lelaki lain, cinta kepada Florentino, yang tidak bisa ia cabut hingga ke akar-akarnya bahkan setelah ia beranak dan bercucu. Ia memang tidak berselingkuh secara ragawi, tetapi batinnya sering menghadirkan sosok selain suaminya.
"Nikmatilah sekarang, saat kau masih muda, dan menderitalah sekuat-kuatnya karena perasaan seperti ini tidak akan berlangsung sepanjang hidup."
Dialog tersebut dibubuhkan Gaby di halaman 117 ketika Transito Ariza, ibu dari Florentino, melihat anaknya demam, mengigau sepanjang malam, membasahi bantal dengan air mata, setelah sehari sebelumnya mengetahui bahwa Fermina akan menikah dengan Juvenal.
Adakah nestapa lebih menyengsarakan hati daripada menyaksikan perempuan yang dicintai akan menikah dengan lelaki lain? Florentino mencucurkan air mata.Â
Ia lelaki, tetapi ia menangis. Ibunya, yang menanggung derita sepanjang hidup karena ditinggalkan oleh lelaki yang menyetubuhi dan menghamilinya dalam sekali persanggamaan, meminta Florentino menangis dan menikmati derita alih-alih menghapus air mata dan menghapus kenangan atas Fermina.
Saran Transito kepada putrinya itu sudah dituangkan Gaby jauh sebelum saya lahir, tetapi saran itu masih cocok dengan situasi sekarang. Ketika hati kita terluka karena cinta akan banyak orang di sekitar kita yang--mendadak arif dan bijak--meminta kita menghapus air mata. Mereka lupa bahwa air mata melarungkan dan meringankan penderitaan.Â
Menangis saja, tidak peduli kamu lelaki atau perempuan.
"Satu-satunya yang membuatku terluka adalah karena aku tak punya kekuatan untuk memberimu pukulan yang pantas kauterima karena telah begitu kurang ajar dan berpikiran jahat."
Kalimat itu ditumpahkan Gaby dalam dialog Fermina di halaman 624. Ofelia Urbino gara-garanya. Putrinya yang sudah memberikan cucu-cucu yang manis itu melarang Fermina untuk bertemu lagi dengan Florentina. Apa pun alasannya, seberapa baik pun akibatnya.
Bagi Ofelia, kedatangan Florentino setelah ibunya menjanda akan mencoreng reputasi dan nama baik keluarga. Bagi Fermina, kecaman Ofelia justru mengantarnya kembali ke masa remaja, masa ketika moral dan etika telah mengacaukan cintanya dan cinta Florentino, masa tatkala keduanya tidak bisa berbuat apa-apa karena saat itu mereka masih remaja.