"Aku tidak mencintainya," katamu sambil memegang daguku.
Aku mendongak dan menatap matamu. "Apa peduliku!"
"Benar, aku tidak bohong."
"Aku tahu."
"Kamu cemburu."
Aku mendelik. "Sok tahu!"
Kamu tertawa. Lepas sekali. Seakan-akan tanpa beban. Entah mengapa aku suka derai tawamu. Aku lega. Lega sekali. Rambut ikalmu yang selalu kuledek dan kuhina mendadak sangat indah di mataku. Entah mengapa aku ingin sekali merebahkan kepalaku ke dada bidangmu. Aku senang. Senang sekali. Hidung mancungmu yang selalu kuejek dan kucerca seketika amat sedap kupandang.
"Aku jatuh cinta."
Tiga kata itu membuatku terperangah. "Kepada cewek di sekolahmu itu?"
Kamu hanya menggeleng.
"Ada cewek lain?"