Faktor Keluarga:
Keluarga adalah unit sosial pertama yang dikenal oleh seorang anak. Jika keluarga tidak dapat memberikan kasih sayang, perhatian, dan pengawasan yang memadai, anak cenderung mencari kompensasi di luar rumah. Kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak, perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, dan pola asuh yang otoriter atau terlalu permisif dapat mendorong remaja untuk berperilaku nakal.
Faktor Lingkungan:
Lingkungan sekitar, termasuk teman sebaya, sekolah, dan komunitas, memainkan peran penting dalam membentuk perilaku remaja. Remaja yang tumbuh di lingkungan dengan tingkat kriminalitas tinggi atau memiliki akses mudah ke narkoba dan alkohol lebih rentan terpengaruh untuk terlibat dalam kenakalan. Pengaruh teman sebaya juga sangat besar; remaja sering kali terlibat dalam perilaku nakal untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari kelompok teman sebaya.
Faktor Pribadi:
Perubahan biologis dan psikologis yang terjadi selama masa remaja dapat menimbulkan krisis identitas. Remaja sering kali mengalami kebingungan dalam mencari jati diri dan mengalami tekanan untuk menyesuaikan diri
Bentuk- bentuk Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja dapat bervariasi mulai dari pelanggaran ringan hingga tindak kriminal serius. Beberapa bentuk kenakalan remaja meliputi:
Perilaku Kriminal: Pencurian, perusakan properti, vandalisme, dan kekerasan fisik.
Pelanggaran Norma Sosial: Membolos sekolah, merokok, menggunakan narkoba, dan minum minuman keras.
Perilaku Berisiko: Seks bebas, balapan liar, dan perilaku yang membahayakan diri sendiri atau orang lain.