"Bini gw dulu public figure, gw uda punya materi dan semuanya, pacaran cuma 6 bulan. Langsung gw lamar. Saingan gw berat..", kata mas Aryo.Â
"Tapi dia mah sengaja mas Aryo, manas-manasin Manda", ujar Dimas.
"Bisa gitu...?", tanya mas Aryo.
"Cuma mereka berdua yang tau, mas", jawab Dimas.
"Oke siang cuss nih ke cafe nya Leiticia. Kafe nya di Senopati", ujar David sembari mencek ponsel nya.
Setelah syuting , kami mendiskusikan soal promosi video iklan parfum David yang rencananya akan di promosikan melalui media above the line. Terutama, di platform sosial media , seperti Youtube. David dan Dimas masih memikirkan apakah mereka perlu mengadakan press release atau launching resmi.Â
Lagi - lagi Pulau Weh. Ada apa sih di sana ketika itu?. Tiba - tiba saja terbayang wajah Leiticia tertawa renyah dengan rambut french girlnya bersama David.
Mas Aryo mengajakku kami bertiga agar sering - sering main ke studio nya. Menurutnya, David dan aku perlu mendapatkan bimbingan kehidupan , haha, entah apa itu. Setelah istirahat dan menikmati makanan sugguhan dari juru masak di rumah mas Aryo. Aku yang masih ber make up lengkap ini segera menuju ke arah Senopati dengan mobil Dimas.
David masih memakai baju yang sama ketika syuting. Sedangkan, aku sudah berganti busana. Aku memakai dress polkadot dan jaket parka hijau dengan superga favoritku, topi rajut hitam yang kupakai ketika syuting adalah properti pribadiku.Â
Sedangkan David juga memakai jaket parka.Â
"Manda, siap - siap jadi terkenal ya...", ujar David sembari menepuk bahuku, aku melamun memikirkan soal ucapan Leiticia soal pulau Weh. Aku hanya menatap ke luar jendela dan tidak merespon David. Iya aku tau akan terkenal. Tapi kenangan apa yang terjadi di sana. Aku harus tau misteri ini dari mulut Leiticia sendiri.Â