"Damn right, Cia talk to me that she is do snorkling and diving there with her men, and romantic dinner near the beach, I was like -ooow really? , did he kiss you or ?", ketika Barbara mengatakan itu, David melirik ke arahku.Â
"Did he?"....
"She didn't tell, but I guess you kiss her , right?", Barbara melempar pertanyaan itu ke David. Tenggorokanku tercekat.Â
"It was past 5 years ago, but the view and landscape is memorable than a kiss", jawab David dengan suara tegas.Â
"So you didn't kiss the moment and to bad you guys are waisted, now you are not a couple again, but, I promised that you will be back with her again", cerocos Barbara.Â
David hanya tertawa mendengar itu.Â
"Uhm... she is your girl?", tanya Barbara melihatku dan bertanya kepada David.
"We just friend...", jawab David. Sesak. Ternyata di saat seperti ini kami masih harus pura - pura. Leiticia dan Barbara mengobrol dan berdiri bersebelahan sambil memandang lalu lintas di sekitar Senopati dari lantai 3. Sementara David masih berusaha meraih tanganku. David menjelaskan kepada Leiticia dan Barbara soal bantuan menguide mereka ke Pulau Weh. Karena beberapa kesibukan pekerjaan. Jadi David belum tau apakah bisa menemani mereka atau tidak.Â
Kami kemudian turun ke lantai bawah, David menarik tanganku kembali agar kami kembali ke rooftop. Banyak orang orang yang seliweran menyapa Leiticia dan Barbara. Dengan cepat David menarik tanganku. Sehingga kami lari-larian ke atas. Di rooftop tidak ada siapa - siapa. Hanya kami berdua saja.Â
Ia meraih jemariku dan menatapnya dengan seksama. Mau apa dia.
"kalau gw terima tawaran mereka jalan jalan ke Pulau Weh, Manda marah ga?"..Â