Â
Orang yang berilmu lebih utama daripada orang yang tidak berilmu. Orang yang berilmu memiliki keistimewaan. Ada dua keistimewaan yaitu cara melihat dan dilihat. Orang yang berilmu lebih banyak melihat sesuatu dari sisi positif dalam pandangannya tidak ada sesuatu didunia ini yang sia-sia.[5] Semua pasti ada manfaat dan hikmah dalam setiap kejadian apapun itu. Berbeda dengan orang yang tidak berilmu yang sering melihat sesuatu dari sisi negatif. Keutamaan orang yang berilmu juga terdapat pada saat dipandang baik oleh Allah, manusia, maupun makhluk lainnya. Allah mengaggap orang yang berilmu sebagai makhluk yang mulia sehingga derajatnya akan diangkat ketempat yang lebih tinggi.[6] Â
Â
Manusia dan makhluk lainnya melihat orang yang berilmu sebagai sosok yang mulia, yang dimana mereka merasa tenang, nyaman saat dekat dengannya. Oleh karena itu, mereka selalu mengapresiasi keberadaannya. Sebagaimana dalam hadis.
Â
Berikut aspek tarbawi dalam surat Al Ankabut ayat 43 sebagai berikut:
Â
- Manusia dianjurkan untuk menuntut ilmu
- Mengetahui isyarat atau perumpamaan ayat Al Qur'an lebih dalam
- Keistimewaan orang yang berilmu adalah dimudahkan jalan menuju surga
- Metode Analogi (Amsal) dalam Al Qur'an
Â
Menurut bahasa amsal berasal dari kata masala-yamsulu-musulan yang mempunyai arti seperti atau mirip. Dan juga berasal dari kata masala-yumasilu yang berarti membuat sesuatu sebagai perumpamaan atau memberikan gambaran tentang sesuatu.[7]
Â
Menurut Rasyid Ridha, amsal adalah kalimat yang digunakan untuk memberikan kesan dan menggerakkan hati nurani apabila didengar terus pengaruhnya akan menyentuk lubuk hati paling dalam.