Menurut Ariyanti (2013) terdapat berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan digital. Faktor yang pertama yaitu infrastruktur. Minimnya ketersediaan fasilitas pendukung dalam penggunaan teknologi dan akses internet seperti listrik, internet, laptop, ataupun smartphone di wilayah pedesaan membuat mereka kesulitan mengakses teknologi.Â
Di Indonesia, rendahnya angka ketersediaan ataupun pembangunan infrastruktur TIK rata-rata berasal dari daerah di Indonesia timur seperti Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua.Â
Faktor yang kedua adalah skill. Skill atau kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi dan internet juga dibutuhkan supaya infrastruktur yang ada dapat dipergunakan secara maksimal. Di Indonesia, angka literasi penggunaan komputer dan internet cukup rendah di daerah Papua, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.Â
Hal ini lagi-lagi bisa terjadi karena sedikitnya infrastruktur yang ada sehingga tidak bisa mendapatkan pelatihan yang seharusnya ataupun sumber daya manusia yang bisa menjadi sumber pembelajaran masih sedikit.Â
Faktor yang ketiga adalah bahasa. Dalam konten yang disajikan di internet, masyarakat rural cenderung mengalami kesulitan dalam memahami konten atau informasi yang ada di internet karena kendala bahasa. Tentunya, masyarakat rural akan lebih mudah memahami informasi atau konten di internet yang berbahasakan Indonesia.
Tak menutup pula kemungkinan bahwa pengguna tidak memahami informasi yang ada walaupun dalam bahasa Indonesia.Â
Hal ini terjadi karena tingkat pendidikan masyarakat rural tergolong cukup rendah sehingga memengaruhi cara berpikir dan kemampuan berbahasa mereka. Ini bisa dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat pedesaan yang terkadang putus di tengah-tengah atau tidak mencapai tahap yang tinggi seperti perguruan tinggi.Â
Faktor yang keempat yaitu kurang efisiennya pemanfaatan internet. Ini adalah kondisi dimana seseorang yang sudah memiliki komputer serta akses internet tetapi mereka mengalami kebingungan mengenai apa yang perlu mereka akses dan apa yang mau mereka lakukan dengan peralatan teknologi itu.Â
Ini bisa terjadi karena ketidaktahuan ataupun kenyamanan masyarakat tersebut tanpa teknologi sehingga walaupun tersedia fasilitasnya, mereka kurang memahami urgensi dan pentingnya teknologi bagi mereka sendiri yang akhirnya membuat fasilitas yang ada terabaikan.Â
Pemerintah Indonesia menyadari bahayanya keadaan ini sehingga melakukan tindakan yaitu membuat sebuah konsep program untuk mengurangi kesenjangan digital desa dan kota serta mendigitalisasi desa. Program ini bernama desa digital. Lalu, bagaimana penerapan desa digital dan perannya dalam pembangunan desa?
BAGIAN TEMUAN DAN ANALISIS