Sebab anak yang mengalami broken home sulit dalam memahami pelajaran ataupun materi
yang diberikan, juga anak tersebut sudah merasa bahwasannya anak tersebut tidak memiliki
orang untuk membimbing atau mendidiknya secara langsung dan tidak ada motivasi dari
orang tua dan juga merasa tidak memiliki identitas diri yang kuat sehingga menyebabkan
kurang percaya diri ketika berada dilingkungan masyarakat terlebih lagi perkembangan
kognitif seorang anak yang tidak baik. Maka dalam studi kasus seperti ini pembelajaran
ditinjau dari segi kognitif perlu diperhatikan terlebih lagi terhadap siswa yang mengalami
broken home. Maka dalam hal ini seorang anak butuh dukungan dari pihak luar atau
lingkungan yang dimana anak tersebut mendapat pembelajaran dari suatu pendidikan secara
utuh sehingga anak tersebut tidak mengalami broken home, sehingga pendidikan dapat
diperoleh dengan baik.