Mohon tunggu...
Amarhadi Hadi
Amarhadi Hadi Mohon Tunggu... -

Saya Amarhadi, saat ini saya sebagai guru Matematika Pada SMA Negeri 1 Dompu.\r\nHobby Membaca dan main Footsal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ban Dalam

11 Agustus 2015   09:08 Diperbarui: 11 Agustus 2015   09:41 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untuk menwujudkan amanat tersebut di atas guru  sebagai pembelajar harus diberi ruang kebebasan mengembangkan potensi, melalui talenta emosi, spirit dan intelektualitas yang dimiliki (Arifin; 2011: 3). Kebebasan itu diartikan bahwa para pembelajar dapat menuntut ilmu dalam keadaan senang dan gembira tanpa merasa tertekan atau ditekan oleh orang lain, pembelajar merasa di “ manusiakan” diakui keberadaanya dan diberikan hak-haknya termasuk hak untuk mengaktualisasikan diri.

            Semua pembelajar memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk belajar melalui cara belajarnya sendiri, cara belajar yang disukai sambil belajar bekerja dengan cara pembelajar lain yang mungkin tidak mereka sukai tapi perlu mereka kembangkan.

            Guru sebagai motivator dan fasilitator merupakan salah satu (bukan satu-satunya) penentu keberhasilan pembelajaran. Oleh karenanya setiap inovasi pembelajaran selalu bermuara pada guru yang mampu mengikuti perkembangan strategi pembelajaran, mampu menemukan hal- hal baru, sanggup mencoba atau bereksperimen dengan hal- hal baru, sanggup mencoba atau bereksperimen dengan sesuatu yang baru yang kiranya akan memperbaiki cara atau metode mengajarnya.   

            Skenario pembelajaran “The Magic Learning Strategi” matematika adalah jawaban agar memudahkan daya serap pembelajar terhadap pelajaran, terutama pelajaran matematika. Skenariao pembelajaran matematika adalah kerangka untuk mendesain proses pembelajaran agar hak dan kesempatan pembelajar untuk belajar dengan cara yang paling disukai terpenuhi.

            Kerangka proses pembelajaran yang di maksud di atas di desain sedemikian rupa agar mampu menjawab dan memenuhi hak- hak penbelajaran yang di maksud di atas di desain sedemikian rupa agar mampu menjawab dan memenuhi hak- hak pembelajaran, disusun dengan memperhatikan bervariasinya  cara pembelajar memproses pilihan dan memperhatikan perbedaan tipe pelajar dari si pembelajar.


 

  1. Kerangka Desain Proses Pembelajaran Matematika.

            Sebagai guru kita semua berusaha keras untuk menyempurnakan keterampilan kita dalam seni mengajar untuk “membekali” murid-murid kita derngan matematika yang sesuai dengan matematika kontemporer. Seperti yang dungkapkan oleh Sobel dan Maletsky ada tiga yang harus dimiliki guru dalam mengajar, yaitu: (1) guru harus mengetahui perlengkapan mereka, (2) guru harus mengenal murid yang sedang mereka ajar dan (3) guru harus megetahui bagaimana mengajar dengan baik (2004).

Dalam menyampaikan materi sering sekali kita menjumpai kerangka pembelajaran yang konvesional. Misalnya dalam menggunakan jam pelajaran 45 menit dengan kegiatan sebagai berikut:

30 menit ------ membahas tugas-tugas yang lalu

10 menit ------ memberi materi baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun