لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
“Janganlah engkau melaksanakan shalat di dalamanya (masjid itu) selama lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama adalah lebih berhak engkau melaksanakan sholat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri”
Tafsir pada ayat ini berhubungan terkait kebersihan lingkungan hidup, bahwasannya Allah sangat menyukai orang-orang yang selalu menjaga kebersihan setiap waktu. Ayat ini tidak hanya berbicara terkait kebersihan dalam arti suci, melainkan juga gaya hidup bersih di kehiudupan sehari-hari. Makna dari kata kebersihan dapat diperluas mencakup kebersihan rumah, tidak membuang sampah sembarangan hingga mengelompokkan sampah kedalam kategori organik maupun non organik untuk mempermudah pengelolaannya sehingga tempat tinggal maupun lingkungan sekitar menjadi bersih, indah dan terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H