Kutatap matanya yang teduh, kini aku paham arti perlakuannya. Kubenamkan wajahku dalam pelukannya... aku begitu terharu, kembali terisak. "Maafkan Ama..." Hanya itu kata yang terucap dari bibirku.
"Malam ini abang telah mempersunting hatimu, itu sudah cukup membuat abang bahagia menanti saat kita bersama lagi."
"Tidurlah sayang... Abang akan tertidur hanya saat kamu sudah terlelap."
Kata-katanya begitu menghipnotisku, aku tak takut lagi mendekap erat tubuhnya. Kudengarkan jantung suamiku yang kini telah berdetak bearturan dan kuresapi setiap tarikan nafasnya, irama yang harmonis. Aku merasa aman, rasa malu entah sejak kapan telah sirna dari diriku, keraguan pun telah lenyap. Hatiku telah tertambat padanya. Entah sejak kapan...
*****
Bersambung
Selanjutnya :
Bukan Siti Nurbaya (Episode 11)
Sebelumnya :
Bukan Siti Nurbaya (Episode 9)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H