Mohon tunggu...
Amanda Anggraini
Amanda Anggraini Mohon Tunggu... Lainnya - Undergraduate Arabic Language and Literture of Islamic University Sunan Kalijaga Yogyakarta

Saya Amanda Anggraini seorang mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saya aktif dibeberapa organisasi internal dan eksternal kampus. Bagi saya menulis dan membaca adalah salah satu kunci luar biasa menuju pengembangan diri agar lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kritik dan Review Artikel: Perbandingan dua berita tentang darurat militer di Korea Selatan dari Ar-Riyadh dan Al-Quds

12 Desember 2024   22:40 Diperbarui: 12 Desember 2024   22:35 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Media surat kabar memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada publik, baik dalam bentuk fakta, analisis, maupun opini. Berbagai macam berita diangkat oleh media surat kabar, mulai dari isu sosial, ekonomi, budaya, hingga politik. Di antara semua jenis berita, politik sering kali menjadi sorotan utama karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan masyarakat dan stabilitas sebuah negara. Melalui pemberitaan politik, media tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membentuk banyak sudut pandang publik terhadap isu-isu tertentu, termasuk dinamika dan konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Politik merupakan salah satu pilar utama dalam kehidupan bernegara yang mencerminkan bagaimana kekuasaan negara dikelola dan keputusan strategi diambil untuk menjaga kestabilan serta kemajuan suatu bangsa. Namun dinamika dalam berpolitik tidak akan selalu berjalan mulus sehingga sering kali muncul konflik kepentingan yang dapat memicu ketegangan bahkan menyebabkan terjadinya krisis. Situasi semacam ini terlihat dalam gejolak politik yang baru-baru ini melanda Korea Selatan, ketika Presiden Yoon Suk-yeol mengambil langkah-langkah yang cukup kontroversial dengan memberlakukan darurat militer dan kemudian mencabutnya dalam waktu yang singkat.

Langkah Presiden Yoon memicu protes besar-besaran masyarakat, tekanan politik dari parlemen yang didominasi oleh oposisi, serta banyaknya reaksi keras dari masyarakat internasional. Sebagai salah satu momen paling dramatis dalam sejarah demokrasi yang terjadi di Korea Selatan, peristiwa ini menjadi pusat perhatian dunia dan bahan pemberitaan media global. Termasuk dua media internasional, Ar-Riyadh dan Al-Quds menyoroti krisis ini dari perspektif yang berbeda, memberikan gambaran yang menarik untuk penulis menganalisis secara mendalam.

Lebih jelasnya, surat kabar Ar-Riyadh merupakan surat kabar harian pertama yang diterbitkan dalam bahasa arab sejak tahun 1965 tepatnya di Ibu kota Arab Saudi. Ar-Riyadh sendiri digandrungi sebagai surat kabar harian yang paling dihormati untuk berita lokal maupun regional. Surat kabar Ar-Riyadh lebih menekankan pada berita ekonomi, pembangunan, kebijakan domestik dan diplomasi dengan gaya bahasa penulisan yang formal dan berfokus pada kestabilan politik dan citra positif pemerintah Saudi. Sementara Al-Quds Al-Arabi atau lebih dikenal dengan Al-Quds adalah surat kabar harian pan-Arab Independen yang diterbitkan sejak 1989. Al-Quds mengklaim bahwa ia merupakan surat kabar yang fokusnya pada isu hak asasi manusia, termasuk hak perempuan, anak -- anak, dan pengungsi. Menggunakan gaya bahasa yang lebih emosional dan membangkitkan semangat perjuangan, terlebih dalam menyampaikan berita palestina.

Oleh karena itu, dari pemaparan mengenai kedua surat kabar tersebut tentunya masing-masing surat kabar mempunyai cara sendiri untuk menyampaikan suatu berita yang diterbitkan. Termasuk juga  menggambarkan peristiwa darurat militer yang terjadi di Korea Selatan disampaikan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, baik dalam konteks narasi lokal maupun pengaruh internasional. Artikel surat kabar Ar-Riyadh menekankan proses politik di parlemen dan pernyataan resmi Presiden Yoon, sementara surat kabar Al-Quds memberikan fokus lebih pada dampak sosial, tuntutan pengunduran diri presiden, serta reaksi publik internasional dari berbagai pihak. Untuk lebih jelasnya, berikut uraian lebih mendalam mengenai berita Darurat Militer Korea Selatan yang disampaikan oleh Surat Kabar Ar-Riyadh dan Al-Quds.

Analisis berita atara Ar-Riyadh dan Al-Quds dalam berita Darurat Militer di Korea Selatan

Tanggalan Terbit Berita

Artikel dari Al Riyadh dirilis segera setelah pencabutan status darurat militer diumumkan, meskipun tanggal terbitnya tidak disebutkan secara jelas. Media ini bermula di Riyadh, Arab Saudi, dan dikenal dengan titik beratnya pada pelaporan formal serta isu-isu domestik dan diplomatik. Sementara itu, artikel dari Al Quds diterbitkan pada Selasa malam (3/12) hingga Rabu dini hari, memberikan cakupan yang lebih luas terhadap reaksi publik dan internasional. Seperti yang telah kita ketahui, surat kabar Al Quds terkenal dengan banyaknya berita pendekatan kritis terhadap isu hak asasi manusia dan konflik politik.

Bahasa yang Digunakan

Dapat dikatakan bahwa Al Riyadh menggunakan bahasa yang terkesan formal dan lugas. Penyampaian beritanya menonjolkan fakta kronologis tanpa opini tambahan. Contohnya, penggunaan diksi seperti

"Presiden mengumumkan pencabutan darurat militer" menunjukkan suatu hal yang tergolong netral tidak merujuk pada suatu apapun. Sebaliknya, Al Quds memakai bahasa yang lebih naratif dan memiliki kesan emosional. Contohnya dengan diksi seperti

"oposisi menuntut mundur" untuk memberikan nuansa terkesan dramatis pada berita. Penyajian berita yang seperti ini melibatkan pembaca secara emosional tetapi berisiko dianggap kurang netral.

Perbedaan Judul dan Fokus Isi Berita

Judul berita dari surat kabar Al Riyadh adalah "Presiden Korea Selatan mengumumkan penghentian penerapan darurat militer.", yang menekankan pada hasil keputusan dan peran parlemen. Di sisi lain, surat kabar Al Quds menggunakan judul "Presiden Korea Selatan mencabut darurat militer, sementara oposisi menuntutnya untuk mundur.", yang artinya surat kabar Al-Quds lebih dramatis dan fokus pada konflik politik. Perbedaan ini menunjukkan bahwa Al Riyadh lebih berorientasi pada kronologi secara formal, sementara Al Quds membawa narasi terkesan emosional dengan menyoroti beragam tekanan dari publik.

Penyajian Data dan Informasi

Surat Kabar Al Riyadh fokus pada kronologi resmi keputusan antara presiden, parlemen, dan militer. Tidak ada pembahasan mendalam mengenai reaksi publik atau kritik internasional. Seperti contoh pada kalimat:

" ."

(Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, pada hari Selasa, mengumumkan bahwa ia membatalkan keputusan untuk memberlakukan darurat militer dan menarik pasukan militer dari jalan-jalan, setelah parlemen memberikan suara menentang langkah tersebut dan meningkatnya aksi protes rakyat.)

Lalu pada kalimat:

" ."

(Kami akan menerima permintaan Majelis Nasional dan mencabut darurat militer.)

Sebaliknya, Surat Kabar Al Quds memberikan gambaran lebih luas, termasuk demonstrasi, pengunduran diri pejabat, seruan pemogokan umum, dan respons negara-negara internasional seperti AS dan PBB. Surat kabar Al Quds juga menyampaikan kritik terhadap Presiden Yoon, termasuk tuduhan "pemberontakan" dari oposisi, yang tidak ditemukan dalam laporan Al Riyadh. Seperti contoh pada kalimat:

": ."

(Seoul: Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, pada Selasa malam hingga Rabu dini hari, tunduk pada keputusan lembaga legislatif untuk mencabut darurat militer yang baru saja diberlakukannya beberapa jam sebelumnya, yang memicu kemarahan domestik dan kekhawatiran internasional, membuatnya menghadapi seruan dari berbagai pihak untuk mundur.)

Lalu pada kalimat yang menyatakan kritik kepada Presiden Yoon:

" ''."

(Di pihak lain, partai oposisi utama meminta presiden untuk mundur, menuduhnya melakukan pemberontakan.)

Lalu pada kalimat yang menyatakan respon internasional:

" '' ."

(Gedung Putih menyatakan kepuasannya atas keputusan Yoon untuk mencabut darurat militer.)

Sudut Pandang dan Inti Berita

Sudut pandang Al Riyadh bersifat netral, menonjolkan hubungan antar-lembaga dan proses politik formal tanpa kritik eksplisit terhadap Presiden Yoon. Seperti pada kalimat yang menyatakan proses politik formal tanpa kritik

" ."

(Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, pada hari Selasa, mengumumkan bahwa ia membatalkan keputusan untuk memberlakukan darurat militer dan menarik pasukan militer dari jalan-jalan, setelah parlemen memberikan suara menentang langkah tersebut dan meningkatnya aksi protes rakyat.)

Lalu pada kalimat yang menyatakan dan menekankan hubungan antar-lembaga tanpa mengangkat dampak sosial-politik.

" '' ."

(Pemerintah Korea Selatan menyetujui permintaan untuk mencabut darurat militer, menurut laporan kantor berita 'Yonhap'.)

Sebaliknya, Al Quds mengambil sudut pandang yang kritis, menyoroti dampak sosial-politik dan mengangkat suara rakyat. Al Quds memberikan ruang besar pada narasi emosional, seperti laporan tentang demonstrasi dan seruan pemogokan umum, yang menggambarkan ketidakpuasan public atas apa yang telah terjadi. Contoh pada kalimat yang Menunjukkan dampak sosial dan politik dari keputusan Presiden Yoon

": ."

(Seoul: Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, pada Selasa malam hingga Rabu dini hari, tunduk pada keputusan lembaga legislatif untuk mencabut darurat militer yang baru saja diberlakukannya beberapa jam sebelumnya, yang memicu kemarahan domestik dan kekhawatiran internasional.)

Lalu pada kalimat yang menggarisbawahi perhatian internasional terhadap tindakan Presiden Yoon.

" '' ."

(Gedung Putih menyatakan 'kepuasannya' atas keputusan Yoon untuk mencabut darurat militer.)

Lalu pada kalimat yang mencerminkan Kritik tajam terhadap Presiden Yoon

" ''.

(Di pihak lain, partai oposisi utama meminta presiden untuk mundur, menuduhnya melakukan 'pemberontakan.')

Lalu pada kalimat yang mengangkat suara rakyat melalui aksi demonstrasi dan pemogokan

" ."

(Serikat pekerja terbesar di negara itu menyerukan pemogokan umum tanpa batas waktu hingga presiden mundur.)

Analisisnya adalah Surat kabar Ar-Riyadh menonjolkan kalimat-kalimatnya pada proses formal dan hubungan antar-lembaga tanpa menunjukkan sikap terhadap Presiden Yoon. Tidak ada kritik eksplisit maupun emosi dalam penyampaian berita. Akan tetapi surat kabar Al-Quds menyampaikan kalimat-kalimatnya secara jelas menunjukkan kritik terhadap Presiden Yoon dengan menggunakan narasi emosional dan mengangkat suara rakyat, menjadikan berita lebih bernuansa sosial-politik.

Kesimpulan dari analisis berita kedua surat kabar 

Artikel dari Al Riyadh cocok untuk pembaca yang mencari laporan faktual dan kronologis tanpa opini tambahan. Namun, kekurangan artikel ini adalah kurangnya konteks sosial dan dampak politik yang mendalam. Di sisi lain, artikel Al Quds lebih menarik bagi pembaca yang ingin memahami konflik secara menyeluruh, meskipun penggunaan diksi emosional dapat dianggap bias. Kedua artikel ini saling melengkapi: Al Riyadh memberikan kronologi formal, sementara Al Quds menyajikan konteks sosial dan politik dengan lebih mendalam.

Referensi:

Surat Kabar Ar-Riyadh           : https://www.alriyadh.com/2107237

Surat Kabar Al-Quds              : - () 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun