"Aldo, kemari Nak."
"Ada apa Nek?" tanya Aldo dengan heran.
"Bawakan baskom dan gelas yang berisikan air, Nak."
Walau heran, Aldo menjalankan perintah neneknya, sementara nenek mengambil sebungkus garam.
Aldo memandang neneknya, seolah menanti petunjuk selanjutnya. Sementara neneknya duduk di atas lantai berkarpet, sambil mengarahkan pandangannya ke depan, memberikan isyarat jelas untuk meletakkan baskom dan gelas di sana.
Dengan hati-hati, tangan keriput menjumput segenggam garam dan meletakkannya di baskom, lalu mengambil lagi dan menaburkannya ke dalam gelas. Dengan tatapan heran, Aldo bertanya-tanya dalam benaknya. Tiba-tiba, nenek menoleh ke arahnya lalu mengatakan.
"Apakah kamu ingin mencicipi ini?"
Aldo menatap jijik pada hidangan di depannya lalu mengucapkan, "Tidak! Terima kasih."
"Baiklah jika kamu tidak mau, maka amatilah. Perbedaan pada air pada kedua wadah ini, ketika diberi garam," kata nenek dengan lembut, menatap ke depan.
"Airnya menjadi keruh," jawab Aldo mantap, lalu diam mengamati dan melanjutkan, "Air pada gelas lebih keruh daripada pada baskom."
"Bagus sekali jawabanmu, sekarang ikuti nenek," ucap nenek seraya bangkit dan melangkah menuju halaman belakang.