Aku tertawa pelan, tapi yang aku sadari ini pertama kalinya aku tertawa karena laki-laki selain sepupuku. Bahkan ayahku dan kakak tertuaku tidak pernah membuat aku tersenyum manis.
"Kita bisa jadi teman dekat, ayo berteman sama aku!" ajakku dengan senyum canggung yang biasa aku tampilkan.
Rambutnya yang tertiup angin membuat keadaannya menjadi mendadak tenang dan membuatku terpesona.Â
"Ayo, aku akan  ajak kamu menjelajahi dunia yang kamu enggak ketahui."
Pas. Jawaban yang sangat pas, dan itu adalah jawaban yang aku inginkan.
Jika diingat  maka Ada banyak pelajaran yang bisa aku ambil hari ini dan itu semua berkat dia. Karena itu aku ingin menjadi menjadi lebih dekat dengan kekonyolannya yang membawa banyak arti untuk aku.
Kisah kami di mulai sejak kami berumur 13 tahun, cinta monyet berawal yang berujung penuh dengan kenangan dan cerita yang abadi.
(Dilarang mengcopas atau melakukan tindakan apapun) Cerita ini masih berlanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H