Cemas, tentu hampir semua orang pernah merasakan cemas. Di tengah kesibukan dalam menghadapi tuntutan hidup, berita akan kriminalitas yang kian marak, cemas kerap kali menghampiri.
Sebenarnya wajar kita mengalami cemas, asal dapat dikendalikan ataupun diolah menjadi penyemangat bagi kita untuk lebih baik lagi.
Namun, jika cemas mengakibatkan kegelisahan berkepanjangan tanpa dapat dialihkan, menyita waktu atau mengganggu aktivitas lainnya, mungkin perlu dipikirkan kemungkinan adanya gangguan cemas.
Cemas merupakan suatu perasaan atau respons yang muncul dalam menghadapi stres atau sinyal bahaya yang sifatnya tidak pada saat itu, biasanya mengenai masa depan.
Salah satu contoh misalnya besok akan naik pesawat, tetapi sejak malam sudah khawatir akan gemetaran saat lepas landas atau hal buruk lain yang mungkin terjadi.
Sedangkan ada satu istilah lain yakni takut, suatu respons yang muncul akibat adanya sinyal bahaya yang muncul atau nyata pada saat itu.
Contohnya perasaan takut yang muncul saat berhadapan dengan singa. Jika singa tersebut tidak ada, maka perasaan takut tersebut akan mereda sedangkan jika cemas, lebih bersifat menetap karena objek atau situasi yang dicemaskan belum ada atau terjadi.
Cemas dalam tingkatan normal dapat memberikan dampak positif yang membangun. Kalau minggu depan ada pertandingan lari dan catatan waktu kurang memadai, maka diperbaiki dengan berlatih lebih keras.
Jika besok mau pergi berwisata, maka segera mempersiapkan perlengkapan sejak beberapa hari sebelumnya dan berbagai situasi lainnya. Kalau ada berita tentang pencopetan telepon genggam saat berkendara, maka menghindari menggunakan telepon genggam saat berkendara menjadi cara untuk mitigasi risiko yang dapat diambil. Kalau begitu, bagaimana dengan cemas yang tidak normal?
Seeperti apa cemas yang tidak normal? Â Â
Cemas yang tidak normal disebut sebagai gangguan cemas, suatu kondisi cemas berlebihan yang kemunculannya dapat terus menerus, tidak dapat dialihkan atau dikendalikan, objeknya bisa berupa hal atau situasi yang tidak membahayakan, episode cemasnya dapat memiliki durasi yang lama, yang dapat mengganggu aktivitas hingga kehidupan seseorang. Berbagai jenis gangguan cemas yang dapat ditemui seperti:
Gangguan cemas menyeluruh
Mengalami kecemasan terus-menerus terhadap hal yang bersifat sehari-hari secara menetap hingga menyebabkan masalah pada aktivitas atau kehidupan seseorang selama minimal 6 bulan menjadi ciri dari gangguan ini.
Cemas akan pekerjaan, pendidikan, orang terkasih, dan lainnya yang sulit dikendalikan penderita. Akhirnya, perasaan lelah, tegang, gelisah, sulit konsentrasi menyebabkan ketidaknyamanan yang dialami.
Fobia spesifik
Fobia merupakan kecemasan berlebihan terhadap objek atau situasi spesifik yang tidak berbahaya, misalnya darah, hewan tertentu, ruangan sempit. Ketika menghadapi objek tersebut, seseorang akan bereaksi secara berlebihan bahkan dapat memicu episode panik. Akibatnya, ada usaha seseorang untuk menghindari objek spesifik ini akibat kecemasannya.
Gangguan panik
Gangguan panik merupakan suatu gangguan yang ditandai adanya serangan panik yang umumnya berulang dan waktu kejadiannya tidak dapat diprediksi.
Oleh karena tidak dapat diprediksi, biasanya seseorang menjadi cemas akan kemungkinan munculnya serangan serta ada usaha menghindari situasi atau objek yang dicurigai memicu atau yang pernah menjadi situasi dari serangan sebelumnya
Gangguan kecemasan sosial
Seseorang yang mengalami kecemasan sosial biasanya menjadi cemas ketika akan berinteraksi dengan orang lain karena takut dinilai buruk atau dihakimi oleh orang lain. Mereka merasa orang lain selalu memperhatikan mereka dan takut akan memberi kesan buruk, ditolak atau dipermalukan sehingga tidak jarang mereka jadi menghindar untuk berinteraksi dengan orang lain.
Salah satu bagian dari gangguan kecemasan sosial yakni cemas saat harus tampil depan umum. Seseorang dengan gangguan ini akan mengalami episode cemas berlebihan saat harus tampil depan umum karena takut salah, takut tidak disukai, dipandang buruk, ditolak, atau dihakimi.
Apa tanda dan gejala seseorang mengalami gangguan cemas?
Secara umum, seseorang yang mengalami gangguan cemas akan merasakan gejala yang berasal dari aspek fisiologis, kognitif, perilaku, serta afektif. Beberapa gejala tersebut seperti
Gejala kognitif
Kesulitan konsentrasi, ingatan yang buruk, gangguan berbicara dimana salah berbicara atau menjadi gagap menjadi beberapa hal umum yang dapat menandakan kecemasan. Selain itu, pemikiran akan kehilangan kendali, takut akan kematian, penilaian buruk atau menjadi gila menjadi pemikiran yang dapat turut menyertai.
Gejala fisiologis
Tubuh juga dapat memunculkan gejala fisik akibat cemas. Hal ini karena antara emosi dan fungsi tubuh saling berhubungan. Rasa berdebar, keringat dingin, perut mulas hingga diare, mual, sakit kepala, gemetar, otot tegang, rasa kesemutan hingga kebas, bahkan pada episode cemas yang berat dapat menyebabkan seseorang lemas hingga tidak sadar.
Gejala pada perilaku
Berbagai macam perilaku seseorang dalam menghadapi ketakutan ataupun kecemasannya yakni menghindari objek atau situasi tersebut, gelisah, mematung atau diam tidak bergerak, bahkan sulit bicara. Oleh karena itu, tidaklah bijak jika kita menghakimi seseorang yang diam ketika mengalami kejadian yang menakutkan ataupun membahayakan karena bisa jadi itu merupakan manifestasi dari respon cemasnya.
Gejala afektif
Gejala afektif berhubungan dengan sikap, emosi dan ekspresi seseorang. Gejala yang muncul dapat berupa gugup, tegang, ketakutan hebat, gelisah, kaget, terjaga.
Proses yang terjadi saat ada gangguan cemas, berkaitan dengan fungsi area otak tertentu yakni amigdala yang sensitif dan masalah senyawa kimia otak atau neurotransmitter.
Risiko untuk terjadinya gangguan cemas dapat meningkat dengan adanya faktor seperti hubungan dengan pelaku rawat utama atau orang tua yang kurang baik, adanya kemarahan yang terpendam, sumber stres yang bersifat kronik (jangka panjang), kepribadian seseorang, serta riwayat trauma. Penggunaan obat terlarang, alkohol, minimnya aktivitas fisik, dan merokok juga ikut meningkatkan risiko terjadinya gangguan cemas.
Konsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater dapat membantu untuk memastikan penyebab dasar yang dialami. Alasan mengapa penting untuk tidak mendiagnosis diri sendiri tanpa bantuan profesional adalah karena meski gejala yang muncul nampak cocok dengan diagnosis tertentu, ada beberapa faktor penentu lain yang harus dikaji lebih lanjut oleh para profesional.
Latar belakang yang mendasari, lama waktu, trauma atau faktor risiko lainnya dapat mempengaruhi diagnosis dan akhirnya mempengaruhi pengobatan yang sesuai.
Lalu bagaimana menghadapi gangguan cemas?
Jika memang sudah sampai mengganggu aktivitas atau kehidupan sehari-hari, tentunya diperlukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Bersamaan dengan pengobatan yang disarankan oleh tenaga profesional, seseorang dapat melakukan
Teknik relaksasi
Berbagai teknik relaksasi dapat membantu dalam meringankan rasa cemas seperti latihan nafas, menggunakan afirmasi, atau meditasi dapat dipertimbangkan. Jika telah memilih salah satu jenis teknik relaksasi yang sesuai, usahakan untuk melakukannya secara teratur.
Hal ini penting agar tubuh dan otak terbiasa sehingga lama-kelamaan seseorang dapat menghadapi stres dengan lebih baik. Sedangkan jika tidak teratur, maka bisa saja tidak ada manfaat yang terasa.
Konsumsi makanan gizi seimbang
Jenis diet yang dipilih amat penting tidak hanya untuk kesehatan fisik namun juga kesehatan mental. Memilih diet gizi seimbang dengan kandungan vitamin dan mineral yang lengkap penting untuk menunjang kesehatan fisik dan mental.
Makanan dengan kandungan vitamin B, terutama B6 dan B12, selain baik untuk kesehatan saraf, disebut juga dapat membantu dalam penanganan gangguan cemas. Makanan seperti ikan, daging, kentang, ayam, buah-buahan merupakan contoh makanan yang tinggi vitamin B6. Tetapi, tetap pastikan komposisi diet yang beragam dan seimbang dalam piring Anda.
Menjaga fisik tetap aktif
Aktif secara fisik senantiasa penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Adanya aktivitas fisik dapat menghasilkan hormon endorphin untuk menenangkan kecemasan yang dialami. Menggerakkan anggota tubuh atau mengunyah permen karet merupakan contoh cara yang dapat dipilih untuk melepaskan stres dan mengalihkan kecemasan.
Hentikan penggunaan obat terlarang atau konsumsi alkohol
Oleh karena penggunaan obat terlarang, rokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan atau memperburuk kecemasan, maka menghentikan aktivitas ini penting untuk membantu mengatasi gangguan cemas di samping menjalani pengobatan.
Pengobatan gangguan cemas dapat dilakukan dengan pemberian obat serta non obat melalui psikoterapi. Penilaian penggunaan obat akan dilakukan oleh tenaga profesional. Jika dirasa perlu mengonsumsi obat, maka mengikuti anjuran psikiater serta kerjasama yang baik antara psikiater dan klien penting untuk memaksimalkan hasil pengobatan.
Sebaiknya hindari menghentikan pengobatan tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu mengingat salah satu faktor dari gangguan cemas adalah masalah senyawa kimia otak.
Obat dalam gangguan cemas dan masalah kesehatan jiwa lainnya, secara umum berperan dalam menjaga kestabilan jumlah senyawa kimia otak.
Biasanya jika kondisi sudah baik dan stabil dalam masa tertentu sesuai dengan penilaian psikiater, maka dosis dapat diturunkan hingga dihentikan.
Selain dengan obat, beberapa pilihan jenis psikoterapi seperti hipnoterapi maupun terapi kognitif perilaku juga dilakukan agar seseorang dapat mengembangkan pola pikir yang lebih adaptif dalam menghadapi masalah.
Psikoterapi baik secara individu, kelompok dengan masalah yang sama, atau dengan keluarga biasanya dilakukan tergantung dengan kondisi seseorang.
Durasi dilakukan psikoterapi juga bervariasi tergantung dari klinis seseorang serta membutuhkan kerjasama dan kesabaran dari klien maupun keluarga.
Gangguan cemas mungkin tidak mematikan, namun tidak dapat dianggap sepele. Pengaruhnya pada kehidupan seseorang dapat mempengaruhi pada kelangsungan karir, pendidikan, hubungan sosial serta kondisi kesehatan fisik seseorang.
Mari kita berempati terhadap mereka yang mengalami cemas dan lebih peka jika mengenali ada tanda seseorang atau diri sendiri yang mengarah ke gangguan cemas. Gangguan cemas dapat diatasi.
Salam sehat jiwa dan raga. Â
***
Referensi:
Mayo Clinic. 2018. Anxiety Disorder
Chand SP, Marwaha R. Anxiety. [Updated 2023 Apr 24]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470361/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H