Mohon tunggu...
Alya Zahra Nurbaiti
Alya Zahra Nurbaiti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Alya, saya merupakan mahasiswi jurusan ilmu komunikasi. Saya sangat senang bersosialisasi dan itu membuat saya suka membicarakan banyak hal. saya gemar mendengarkan musik, menonton film, membaca komik online dan juga bermain game online. dan untuk saat ini saya sedang senang sekali mencoba hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perempuan Muda Pejuang Pendidikan

8 Desember 2024   01:13 Diperbarui: 8 Desember 2024   01:18 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dwi Loka Pangersa (sumber : instagram)

Tentunya hal ini bukanlah hal mudah yang dialami oleh Dwi. Dalam membangun tempat bimbingan belajarnya sendiri. Dwi menghadapi rintangan demi rintangan yang harus ia lalui seperti adanya anak didik yang kurang bisa menyesuaikan diri dan anak-anak yang terlalu aktif. Berhadapan dengan masalah tersebut Dwi menggunakan pengetahuannya pada ilmu Psikologi yang ia pelajari, dan ia juga berbagi cerita dan meminta saran dari Dosennya di Perguruan Tinggi, lalu mempraktikkan kepada anak didiknya secara pelan-pelan.

Selain masalah internal yang dihadapinya, Dwi juga menghadapi masalah eksternal dimana banyaknya persaingan tempat bimbingan belajar lainnya seperti tempat bimbingan belajar dimana ia bekerja. Tempat bimbingan itu kerap menyindir usaha bimbingan belajar milik Dwi dan melakukan pemasaran sekaligus promosi besar-besaran ke berbagai sekolah yang berada di Lembang, berbeda dengan tempat bimbingan belajar Rumah Cendekia Lembang punya Dwi yang baru merintis. Melihat hal tersebut Dwi tidak ingin membuang waktunya sehingga ia hanya bisa fokus mengembangkan Rumah Cendekia Lembang miliknya menjadi lebih baik.

Sebagai mahasiswi sekaligus pengajar, Dwi juga harus mengatur waktunya agar semua kegiatan berjalan lancar dan efektif. Ia menyusun prioritasnya dan membagi kegiatannya sesuai dengan apa yang bisa ia lakukan terlebih dahulu. Dalam prioritasnya, Dwi menaruh kuliah dan kegiatan akademiknya seperti lomba pada posisi pertama karena Dwi merupakan seorang mahasiswi yang tugas utamanya adalah menuntut ilmu. Lalu yang kedua, Dwi memprioritaskan tempat bimbingan belajar miliknya yaitu Rumah Cendekia Lembang dengan menyesuaikan jadwal mengajar atas pertimbangan jadwal pribadi Dwi dengan anak didiknya, dan prioritas terakhir yaitu tempat bimbingan belajar tempat ia bekerja.

Dengan didirikannya Rumah Cendekia Lembang ini, Dwi ingin menumbuhkan dan mengembangkan rasa keingintahuan anak-anak agar tidak takut salah dalam belajar, agar anak-anak minimal ingin belajar demi melangkah dan kebaikan anak-anak itu sendiri sehingga terciptanyainsan yang cerdas dan masa depan yang baik.

Mengikuti Lomba Internasional

Di tengah kesibukannya belajar sekaligus mengajar, Dwi juga mengikuti lomba-lomba akademik, termasuk lomba internasional. Salah satu pengalaman berharga untuk Dwi yaitu ketika ia mengikuti "Climate Science Olimpiade" yang diselenggarakan oleh Cambridge University pada saat ia masih semester 2 di perguruan tinggi lebih tepatnya pada bulan Mei lalu. Meskipun ia hanya berhasil mencapai semifinal, Dwi merasa bangga dan terhormat dapat berkompetisi di tingkat internasional apalagi lomba ini diselenggarakan oleh kampus bergengsi yaitu Cambridge University, dan juga mengingat betapa sulitnya dan berbagai usaha yang ia lakukan untuk bisa lolos ke tahap tersebut.

Pada awalnya Dwi memang suka mengikuti lomba-lomba lainnya dikarenakan Dwi menghindari untuk bergabung pada BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di kampusnya dikarenakan ia diajak oleh kakak tingkatnya untuk mengikuti lomba dan selain itu juga adanya motif personal yang membuatnya tidak merasa nyaman. Dan itulah motivasi Dwi sehingga pada akhirnya Dwi berkesempatan untuk mengikuti lomba “Climate Science Olimpiade” yang diselenggarakan oleh Cambridge University.

Persiapan yang dilakukan Dwi saat mengikuti lomba yaitu dengan menyiapkan diri sematang mungkin. Dikarenakan lomba internasional ini berbentuk essay, Dwi menyiapkan diri dengan membaca penelitian-penelitian. Dwi juga memiliki prinsip ketika mengikuti lomba yaitu “Kerjain, Submit, Lupakan” jika hasilnya menang bersyukur jika tidak harus tetap semangat dan terus mencoba.

Dengan adanya pengalaman mengikuti lomba internasional, Dwi merasa sangat bangga dan senang apalagi lolos hingga semifinal dengan semua usaha yang sudah ia lakukan. Dengan adanya pengalaman ini juga Dwi mendapatkan pembelajaran berharga dimana ia belajar bagaimana memanajemen waktu yaitu tidak menunda-nunda pekerjaan dan segala sesuatu. Dari situ juga ia merasa adanya peningkatan pada jiwa kompetitifnya yang tentunya dalam hal positif.

Mengajar Statistika di Universitas

Selain mengajar di bimbingan belajar, Dwi juga mendapatkan kesempatan untuk mengajar di kampus. Meskipun masih berstatus sebagai mahasiswi, Dwi dipercaya untuk menjadi tutor sebaya dalam mata kuliah statistika di kampusnya yaitu Universitas Pendidikan Indonesia. Kegiatan mengajar sebagai tutor sebaya ini bukanlah kegiatan yang rutin dilakukan oleh Dwi, kegiatan ini hanya dilakukan ketika menjelang UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun