Mohon tunggu...
Alya Febrianty
Alya Febrianty Mohon Tunggu... Lainnya - Baru mulai terjun di dunia kepenulisan

INFJ

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Tentang Menggapai Mimpi - JOKO TINGTUR

23 November 2024   19:46 Diperbarui: 23 November 2024   22:48 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak awal bekerja, Joko tak pernah tega menyisihkan barang sebagian kecil dari gajinya untuk ditabung di luar kebutuhan primernya. Joko bahkan tak punya ponsel pintar. Buat apa? pikirnya. Toh ponsel jadul lungsuran dari Lik Prayit yang hanya bisa mengirim SMS dan menelepon simbok di Dusun Kemloko pun sudah cukup. Tentu Joko jauh lebih tak tega jika harus menyisihkan gajinya sekedar untuk menabung biaya pelatihan pembuatan parfum itu.

___

Pagi itu Joko mencium aroma lain di warung soto milik Lik Prayit. Sebuah perpaduan antara wangi bebungaan yang manis dan hangat. Mirip parfum mahal yang akhir-akhir ini sedang digandrungi perempuan, meskipun mereka hanya mampu membeli versi KW yang aromanya cenderung memabukkan.

Joko pernah mencium parfum aslinya saat diajak Pak Sahroni ke pameran parfum di salah satu mall di Jakarta Selatan. Tapi yang satu ini agak lain, wanginya begitu lembut membelai hidung Joko, meskipun ia yakin pasti KW.

“Ngapunten, Mba. Kalau boleh tau, Mba pakai parfum Rouge 540, ya?” tanya Joko saat mengantarkan 2 porsi soto yang di pesan perempuan tersebut.

“Eh iya, Mas, kok tau?”

“Saya nyium wangi saffron, melati, getah pohon fir, ambar, sama kayu cedar, Mba.”

“Wih … Tajem juga hidungnya, Mas! Tapi saya cuma pakai dupe-nya kok.”

“Kalau boleh tau nama parfumnya apa, Mba?”

“Forbidden fruit, Mas.”

Joko kembali ke tempatnya di balik dandang soto dengan senyum merekah dan hati yang bungah, sebab tebakannya benar bahwa perempuan itu menggunakan parfum KW sebagaimana yang berhasil diendus oleh indra penciumannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun