Disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk menepati atau mematuhi ketentuan, tata tertib, nilai serta kaidah-kaidah yang berlaku. Disiplin mengandung asas taat yaitu kemampuan untuk bersikap dan bertindak secara konsisten berdasar pada suatu nilai tertentu. Dalam proses belajar mengajar, siswa harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal menepati jadwal pelajaran, disiplin dalam mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar, disiplin terhadap diri sendiri dan disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat (Sulistiyowati, 2001).Â
Menurut Tu’u, (2004) sikap disiplin merupakan perilaku siswa yang tidak secara otomatis melekat pada  dirinya  sejak  lahir, tetapi dibentuk melalui pola asuh dan perlakuan orang tua di rumah, guru di sekolah dan masyarakat sekitarnya. Sekolah merupakan salah satu tempat pembentukan sekaligus penerapan sikap disiplin siswa, terutama disiplin belajar. Dalam belajar diperlukan adanya semangat dan kesadaran diri siswa, melalui semangat dan kesadaran diri untuk belajar inilah dapat tercermin sikap disiplin belajar, sehingga siswa yang sudah terbentuk menjadi seorang individu yang memiliki sikap disiplin belajar akan mampu mengendalikandan mengarahkan dirinya pada  perilaku yang taat, patuh serta menunjukkan keteraturan dalam belajar.
SMP merupakan salah satu lembaga pendidikan  menengah pertama yang ikut menerapkan kedisiplinan siswa. Sekolah ini menjadi tempat kelanjutan pembinaan kedisiplinan yang sudah dilakukan oleh keluarga siswa, berbagai bentuk tata tertib serta peraturan telah ditetapkan di sekolah ini namun pada kenyataannya ketidak disiplinan siswa di sekolah ini masih saja terlihat. Permasalahan yang timbul adalah masih adanya siswa yang terlambat masuk kelas, tidak mengikuti pelajaran dengan baik melainkan jalan-jalan, berdiri di pintu kelas, bersendagurau dan berbicara dengan teman sebangku bahkan bermain-main di dalam kelas. Sehingga kenyataannya ada siswaÂ
memperoleh hasil belajar  tidak sesuai  harapan.Â
Rendahnya tingkat keberhasilan siswa bukan hanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru, tetapi dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, terdiri atas kecerdasan, bakat, perhatian, motivasi, disiplin, kesehatan jasmani dan cara belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa terdiri dari lingkungan sekolah, peralatan sekolah, teman, keluarga dan masyarakat.
Guru-guru SMP menjadi unsur penting dalam mewujudkan keberhasilan proses belajar mengajar dijenjang sekolah menengah pertama ini. Guru memiliki peran aktif dalam mengendalikan berbagai perilaku yang tidak disiplin dan menanamkan kebiasaan siswa dengan perilaku-perilaku yang disiplin, mendidik kedisiplinan, meningkatkan anjuran atau perintah untuk mentaati berbagai peraturan serta memberi sanksi yang tegas bagi siswa yang melanggar kedisiplinan. Masalahnya adalah siswa berasal dari berbagai latar belakang lingkungan keluarga yang berbeda sehingga pemahaman dan kepatuhan terhdap norma dan etika kedisiplinan tidak semuanya tertanam baik dalam jiwa mereka, apalagi siswa yang memang kurang mendapat perhatian dan pendidikan kedisiplinan dari orang tuanya. Kebiasaan ketidakdisiplinan di rumah tersebut justru ikut terbawa ke lingkungan sekolah, sehingga pada saat pelajaran akan dimulai siswa ada yang terlambat, ada siswa yang tidak membawa perlengkapan belajar dan ada juga siswa yang tidak mengumpulkan pekerjaan rumah sehingga mengganggu proses pembelajaran.
Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan disiplin dalam belajar maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dan siswa tidak akan memperoleh hasil belajar yang maksimal, agar hasil belajar siswa maksimal diperlukan disiplin belajar yang juga optimal. Disiplin belajar yang optimal tersebut bisa tercermin dalam berbagai aktivitasÂ
belajar siswa yang mampu mengendalikan dan mengarahkan dirinya pada prilaku yang taat, patuh, serta menunjukkan keteraturan dalam belajar yang dilakukan di rumah atau yang dilakukan ketika siswa di sekolah.
METODE PENELITIAN
Secara metodologis penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, penelitian kuantitatif menurut Fisman, (2003) merupakan penelitian yang mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing yaitu variabel kedisiplinan belajar dan variabel hasil belajar matematika siswa. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan melalui 3 cara yaitu  dengan  teknik observasi, teknik dokumentasi dan teknik angket/kuisioner.Â
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, (1) metode  observasi. Metode observasi adalah suatu teknik mengumpulkan data dengan lebih banyak menggunakan indra penglihatan, jadi penulis melakukan pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap suatu objek penelitian. Menurut Sukardi, (2007:78) teknik observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. (2) Metode angket/kuisioner, kuisioner juga sering disebut sebagai angket dimana dalam kuisioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan (Sukardi, 2007:76). Melalui penggunaan angket data yang diperoleh bisa lebih mewakili keadaan responden.
Teknis analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi tunggal, teknis ini digunakan karena untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Teknik analisis dalam penelitian ini akan menggunakan program SPSS for windows dengan versi 17,0 analisis data yang digunakan adalah analisis statistik yang terdiri atas: Deskripsi data, Uji persyaratan analisis, Regresi linear dan Uji F
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Data hasil disiplin belajar siswa didapatkan dari jawaban angket yang telah diberikan, adapun angket yang diberikan kepada responden telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil uji coba validitas di atas, dapat diketahui bahwa semua rhitung > rtabel sehingga tidak terdapat soal yang dinyatakan gugur dan  semua soal tersebut dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.  Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilakukan uji reliabilitas instrument. Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas, menunjukkan nilai reliabilitasnya sebesar 0.894 dimana nilai (0,894 > 0,6) sehingga dinyatakan reliabel. Setelah diuji validitas dan reliabilitasnya.
- Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi sebaran skor variabel. Uji normalitas ini menggunakan teknik Uji Kolmogorov Smirnov dan pengujiannya menggunakan SPSS 17.0 for Windows dengan kaidah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka distribusi sebaran skor variabel adalah normal, dan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi variabelnya tidak normal. Â Kriteria pengambilan keputusan yaitu, jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji normalitas yang telah dilakukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai signifikansinya > 0,05 (0,830 > 0,05), sehingga data dinyatakan berdistribusi normal.
- Analisis Korelasi Tunggal
Analisis korelasi tunggal atau parsial digunakan untuk menunjukan hubungan secara parsial atau masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk mempermudah Â
perhitungan maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS 7.0 for Windows. Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel pada taraf signifikansi 0.05 atau 5%. Menggunakan taraf signifikansi 5% artinya peneliti memiliki kepercayaan terhadap data sebesar 95% dan meyakini tingkat kesalahannya hanya sebesar 5%.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows, diketahui analisis korelasi tunggal dari hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar matematika siswa diketahui; nilai koofisien korelasi pearson antara variabel disiplin belajar (X) dengan hasil belajar matematika (Y) adalah 0,953 dan nilai signifikansinya sebesar 0,00. Nilai rtabel dengan n 23 adalah 0,413 dan taraf signifikansi yang dipakai (α) 0,05. Karena nilai rhitung > rtabel (0,953 > 0,413) dan nilai signifikansinya < 0,05, (0,000 < 0,05), maka ini berarti ada hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar matematika siswa.
- Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis variabel disiplin belajar siswa terhadap hasil belajar matematika yang diperoleh menunjukan koofisien korelasi pearson antara variabel disiplin belajar (X) dengan hasil belajar matematika (Y) adalah 0,953 dan nilai signifikansinya sebesar 0,00. Nilai rtabel dengan n 23 adalah 0,413 dan taraf signifikansi yang dipakai (α) 0,05. Karena nilai rhitung > rtabel (0,953 > 0,413) dan nilai signifikansinya < 0,05, (0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin belajar terhadap hasil belajar matematika siswa. Uji hipotesis variabel disiplin belajar terhadap hasil belajar matematika yang diperoleh, menunjukan nilai koofisien Fhitung sebesar 99,83 dan Ftabel sebesar 3,47 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Maka Fhitung > Ftabel (99,83 > 3,47) dan nilai signifikansinya < 0,05, (0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hal ini berarti terdapat hubungan yang si
gnifikan antara disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa.
Pembahasan
Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa yaitu disiplin belajar menunjukkan hubungan yang positif dengan hasil belajar matematika siswa, baik secara parsial maupun simultan. Hubungan antara variabel bebas (disiplin belajar) dengan variabel terikat (hasil belajar) tersebut menunjukkan bahwa faktor ini  merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang turut menentukan hasil belajar matematika itu sendiri. Disiplin belajar merupakan kesadaran individu akan waktu atau jadwal belajar yang sudah disepakati yang dimiliki, dengan disiplin belajar siswa akan lebih mudah menghadapi permasalahan dalam belajar. Dengan sikap disiplin belajar siswa tentu akan lebih mudah mengikuti materi maupun dalam memahami pelajaran, sehingga pada akhirnya bisa memperoleh hasil yang baik ketika ulangan atau tes lainnya, siswa yang memiliki kedisiplinan belajar tingggi akan lebih banyak mengetahui dan lebih memahami materi dalam belajar.
Dugaan di atas dibuktikan dari hasil analisis data penelitian ini yang menunjukakan bahwa nilai koefisien korelasi antara disiplin belajar dengan hasil belajar matematika (rxy) adalah 0,953 > rtabel (0,413) dan nilai signifikansinya sebesar 0,00 < 0,05 Â sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar matematika siswa. Hubungan disiplin belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, individu (siswa) yang memiliki disiplin belajar akan menunjukan yang terbaik dalam dirinya yang dibuktikan dengan hasil. Dengan demikian dapat dibuktikan dalam penelitian ini bahwa hasil uji F dimana Fhitung lebih besar dari Ftabel (50,403> 3,098) dengan nilai signifikan 0,00 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara disiplin belajar terhadap hasil belajar matematika siswa.Â
KESIMPULAN DAN SARANÂ
KesimpulanÂ
Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis, hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan peneliti, maka dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya sebagai berikut. Tingkat disiplin belajar matematika siswa termasuk dalam kategori tinggi dengan presentase 52,17%. Hasil belajar matematika siswa termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 52,173%. Besarnya pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar tergolong kuat dengan koefisien korelasi 0,953
Dengan demikian dapat dibuktikan dalam penelitian ini bahwa hasil uji F dimana Fhitung lebih besar dari Ftabel (50,403> 3,098) dengan nilai signifikan 0,00 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang positif antara disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan disiplin belajar karena disiplin belajar berpengaruh kuat terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Disiplin memberikan konstribusi yang besar akan tercapainya prestasi yang membanggakan. Oleh karena itu disiplin belajar sudah selayaknya ditanamkan sejak dini agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Oleh karena itu sekolah hendaknya bekerjasama dengan orang tua atau wali murid siswa dalam memberikan bimbingan kepada siswa untuk meningkatkan disiplin belajar sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013a. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
Djaali. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Effendi, Sofian dan Tukiran. 2012. Metode penelitian Survei. Jakarta: Penerbit LP3ES.
Khalsa, SiriNam S. 2007. Pengajaran Disiplin dan Harga Diri: Strategi, Anekdot, dan Pelajaran Efektif untuk Keberhasilan Manajemen Kelas. Jakarta: Indeks.
Munib, Achmad, dkk. 2011. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Parker, Deborah K. 2005. Menumbuhkan Kemandirian dan Harga Diri Anak. Diterjemahkan oleh Bambang Wibisono. 2006. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.
Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Shochib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono.  2010.  Metode  Penelitian  Administrasi  dilengkapi  Metode  R  &  D. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda.
Tu‟u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H