Mohon tunggu...
Alya listia
Alya listia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa aktif prodi pendidikan matematika universitas indraprasta pgri. Saya menulis Artikel di kompasiana untuk melengkapi salah satu tugas besar untuk individu dari dosen mata kuliah penulisan ilmiah. semoga sekiranya artikel yang saya buat bisa bermanfaat bukan hanya untuk diri saya pribadi melainkan untuk rekan rekan saya yang akan membaca artikel saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan antara Kedisiplinan Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Siswa

12 Mei 2023   17:42 Diperbarui: 12 Mei 2023   17:52 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk menepati atau mematuhi ketentuan, tata tertib, nilai serta kaidah-kaidah yang berlaku. Disiplin mengandung asas taat yaitu kemampuan untuk bersikap dan bertindak secara konsisten berdasar pada suatu nilai tertentu. Dalam proses belajar mengajar, siswa harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal menepati jadwal pelajaran, disiplin dalam mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar, disiplin terhadap diri sendiri dan disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat (Sulistiyowati, 2001). 

Menurut Tu’u, (2004) sikap disiplin merupakan perilaku siswa yang tidak secara otomatis melekat pada  dirinya  sejak  lahir, tetapi dibentuk melalui pola asuh dan perlakuan orang tua di rumah, guru di sekolah dan masyarakat sekitarnya. Sekolah merupakan salah satu tempat pembentukan sekaligus penerapan sikap disiplin siswa, terutama disiplin belajar. Dalam belajar diperlukan adanya semangat dan kesadaran diri siswa, melalui semangat dan kesadaran diri untuk belajar inilah dapat tercermin sikap disiplin belajar, sehingga siswa yang sudah terbentuk menjadi seorang individu yang memiliki sikap disiplin belajar akan mampu mengendalikandan mengarahkan dirinya pada  perilaku yang taat, patuh serta menunjukkan keteraturan dalam belajar.

SMP merupakan salah satu lembaga pendidikan  menengah pertama yang ikut menerapkan kedisiplinan siswa. Sekolah ini menjadi tempat kelanjutan pembinaan kedisiplinan yang sudah dilakukan oleh keluarga siswa, berbagai bentuk tata tertib serta peraturan telah ditetapkan di sekolah ini namun pada kenyataannya ketidak disiplinan siswa di sekolah ini masih saja terlihat. Permasalahan yang timbul adalah masih adanya siswa yang terlambat masuk kelas, tidak mengikuti pelajaran dengan baik melainkan jalan-jalan, berdiri di pintu kelas, bersendagurau dan berbicara dengan teman sebangku bahkan bermain-main di dalam kelas. Sehingga kenyataannya ada siswa 

memperoleh hasil belajar  tidak sesuai  harapan. 

Rendahnya tingkat keberhasilan siswa bukan hanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru, tetapi dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, terdiri atas kecerdasan, bakat, perhatian, motivasi, disiplin, kesehatan jasmani dan cara belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa terdiri dari lingkungan sekolah, peralatan sekolah, teman, keluarga dan masyarakat.

Guru-guru SMP menjadi unsur penting dalam mewujudkan keberhasilan proses belajar mengajar dijenjang sekolah menengah pertama ini. Guru memiliki peran aktif dalam mengendalikan berbagai perilaku yang tidak disiplin dan menanamkan kebiasaan siswa dengan perilaku-perilaku yang disiplin, mendidik kedisiplinan, meningkatkan anjuran atau perintah untuk mentaati berbagai peraturan serta memberi sanksi yang tegas bagi siswa yang melanggar kedisiplinan. Masalahnya adalah siswa berasal dari berbagai latar belakang lingkungan keluarga yang berbeda sehingga pemahaman dan kepatuhan terhdap norma dan etika kedisiplinan tidak semuanya tertanam baik dalam jiwa mereka, apalagi siswa yang memang kurang mendapat perhatian dan pendidikan kedisiplinan dari orang tuanya. Kebiasaan ketidakdisiplinan di rumah tersebut justru ikut terbawa ke lingkungan sekolah, sehingga pada saat pelajaran akan dimulai siswa ada yang terlambat, ada siswa yang tidak membawa perlengkapan belajar dan ada juga siswa yang tidak mengumpulkan pekerjaan rumah sehingga mengganggu proses pembelajaran.

Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan disiplin dalam belajar maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dan siswa tidak akan memperoleh hasil belajar yang maksimal, agar hasil belajar siswa maksimal diperlukan disiplin belajar yang juga optimal. Disiplin belajar yang optimal tersebut bisa tercermin dalam berbagai aktivitas 

belajar siswa yang mampu mengendalikan dan mengarahkan dirinya pada prilaku yang taat, patuh, serta menunjukkan keteraturan dalam belajar yang dilakukan di rumah atau yang dilakukan ketika siswa di sekolah.

METODE PENELITIAN

Secara metodologis penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, penelitian kuantitatif menurut Fisman, (2003) merupakan penelitian yang mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing yaitu variabel kedisiplinan belajar dan variabel hasil belajar matematika siswa. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan melalui 3 cara yaitu  dengan  teknik observasi, teknik dokumentasi dan teknik angket/kuisioner. 

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, (1) metode  observasi. Metode observasi adalah suatu teknik mengumpulkan data dengan lebih banyak menggunakan indra penglihatan, jadi penulis melakukan pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap suatu objek penelitian. Menurut Sukardi, (2007:78) teknik observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. (2) Metode angket/kuisioner, kuisioner juga sering disebut sebagai angket dimana dalam kuisioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan (Sukardi, 2007:76). Melalui penggunaan angket data yang diperoleh bisa lebih mewakili keadaan responden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun