Dengan hati-hati, Tomas menyalakan api menggunakan korek api gas miliknya. Ia menyulut sumbu dua buah lilin berbentuk angka 2 dan 0 yang tertancap di atas sebuah kue tar berwarna merah yang sedang dibawa oleh Rita.
Dengan cepat api menyala di atas kedua lilin tersebut. Setelah lilin menyala, Rita bersiap-siap. Begitu pula dengan Tomas. Tomas membuka pintu kamar Ari. Mereka berdua berniat memberi kejutan pada Ari di hari istimewanya.
Namun sayangnya mereka tak berhasil. Ari tidak berada di dalam kamar. Rita dan Tomas nampak bingung sebab kondisi kamar Ari sangat bersih.
Rita dan Ari masuk ke dalam kamar Ari. Mereka mencari-cari keberadaan Ari di setiap sudut ruangan, namun Ari benar-benar tidak ada di sana.
Di atas meja, Tomas melihat sepucuk surat terlipat dengan rapi. Tomas menghanpiri surat tersebut lalu memungutnya. Ia menunjukkan surat tersebut pada Rita. Seketika ekspresi wajah Rita langsung berubah.
---
Untuk tante Rita dan om Tomas yang Ari sayangi...
Ingin sekali rasanya Ari menyampaikan hal ini secara langsung. Namun Ari tak pernah memiliki keberanian yang cukup untuk mengungkapkan semuanya. Mungkin lewat tulisan ini, Ari dapat bercerita banyak tentang perasaan yang berkecamuk dalam hati Ari selama ini.
Sebelumnya, Ari berterima kasih yang sebesar-besarnya atas semua kasih sayang, perhatian, waktu yang tante dan om berikan untuk Ari. Dalam lubuk hati Ari, Ari sangat mengapresiasi itu. Terima kasih telah menjaga Ari selama 3 tahun belakangan ini..
Ari tahu, Ari adalah anak yang bandel, keras kepala, dan egois. Ari pasti sangat merepotkan kalian. Ari sadar itu. Untuk itu, Ari ingin meminta maaf.. Sungguh, tak ada terbesit dalan pikiran Ari untuk menyusahkan kalian atau apa... Mungkin Ari khilaf dan terlalu larut dalam kesedihan. Sehingga tanpa sadar, Ari melukai kalian..
Air mata Rita kembali menetes saat membaca surat dari Ari. Ia tak pernah menyangka Ari akan memanggilnya dengan panggilan tante. Ini membuat Rita menjadi terharu. Bendungan air matanya jebol seketika.
Rita melirik Tomas yang juga turut sedih akan isi surat tersebut. Tomas pun memeluk tubuh istrinya dari belakang. Mereka berdua lanjut membaca surat dari Ari.
Tante Rita... Ari sadar, Ari punya banyak salah pada tante. Ari sering merepotkan tante Rita, selalu membuat tante Rita khawatir. Terima kasih atas perhatian yang selalu tante berikan pada Ari. Tante tak pernah lelah untuk selalu menjaga Ari. Meskipun betapa nakalnya Ari pada tante Rita, tapi tante Rita tetap sayang pada Ari. Ari tahu itu.
Ari merasa bersalah ketika Ari sering mabuk di Royale Bar. Tante Rita lah yang selalu menjemput lalu mengantar Ari pulang. Betapa besar cinta yang tante Rita curahkan pada Ari. Namun terkadang Ari menanggapinya dengan dingin. Itu semua karena Ari terlalu buta akibat kesedihan yang dulu selalu terngiang dalam otak Ari sehingga Ari tak sadar bahwa ada orang yang menyayangi Ari di sekeliling Ari.
Ari juga minta maaf karena telah berulang kali mengatakan hal yang tidak sepatutnya dikatakan. Ari sungguh menyesal. Ari tak bermaksud membuat hati tante Rita terluka. Ari sungguh bodoh. Jika saja Ari dapat menarik ucapan-ucapan tersebut, pasti akan Ari lakukan.
Sekali lagi tante Rita, terima kasih telah menjaga Ari. Semoga tante Rita dapat dengan tegar menjalani hidup di Artapuri. Ari tahu, tak sedikit orang yang menyela tante Rita. Namun tante Rita harus kuat menghadapi mereka semua. Ari tahu, tante Rita adalah wanita yang kuat dan tegas. Tetaplah menjadi seperti itu.
---
Rita masuk ke area supermarket secara perlahan. Di sana, Edo langsung menyapa Rita. Ia memeluk Rita hangat.
"Selamat datang kembali, Rita.." ucap Edo.
"Terima kasih." Rita melepas pelukan Edo.
"Aku sudah bicara dengan manager. Kau tak apa kan dipindah ke bagian gudang?" tanya Edo.
Rita menggeleng. "Tak apa. Saya berterima kasih pada Pak Edo. Tanpa bantuan anda, saya mungkin sudah dipecat dari sini."
"Tidak... Tidak..." Edo menepuk pundak Rita. "Kami masih membutuhkanmu di sini, Rita. Soal kau menonjok wajah salah satu pelanggan di sini, ia memang pantas mendapatkannya."
Perkataan Edo membuat Rita tersenyum. Edo mengusap bahu Rita lalu mengajak Rita ke gudang supermarket di area belakang bangunan. Rita tersenyum tenang. Ia benar-benar akan membuka lembaran yang baru dalam hidupnya.
---
Aku juga ingin berterima kasih pada Om Tomas. Terima kasih om Tomas selalu berusaha membuat Ari tersenyum. Di saat Ari sedih, atau setelah bertengkar dengan tante Rita, om Tomas selalu mencairkan suasana. Walau sekejap, jujur, perasaan Ari menjadi sedikit lebih tenang.
Salah satu yang terpenting, jika Ari kembali lagi nanti suatu saat, ayo kita nonton pertandingan Liga Inggris bersama-sama lagi seperti waktu Ari kecil dulu. Kita bisa dukung Liverpool bersama agar tagar Next Year dapat terhapuskan. Asal, om Tomas membelikanku jersey The Reds yang terbaru lebih dulu.
Terima kasih om Tomas sudah menjadi penebar kegembiraan dalam hidup Ari. Ari harap, om Tomas bisa terus menebar keceriaan bagi semua orang di sekeliling om. Percayalah, akan ada banyak orang yang menyukai om Tomas.
---
Setelah menampilkan hasil presentasinya, Tomas mendapat sambutan tepuk tangan dari para atasannya. Tomas tersenyum puas. Ia bangga dapat menjalani presentasi dengan baik. Respon dari para atasan pun baik.
Kini Tomas tinggal menunggu hasil dari para atasan. Mereka tengah berdiskusi menentukan hasilnya. Tomas harap-harap cemas. Ia terus berdoa dalam hati agar mendapat hasil yang terbaik.
Tak perlu waktu yang lama, para atasan selesai berdiskusi. Bambang mengambil secarik kertas berisi penilaian Tomas sekali lagi. Ia membacanya seksama lalu mulai berbicara dengan Tomas.
"Bagaimana rasanya, Tomas?" tanya Bambang.
"Seperti sedang mengikuti audisi pencarian bakat." Tomas tersenyum. Para atasan pun tertawa mendengar celetukan Tomas.
"Baiklah Tomas... Menimbang dari hasil kinerjamu dan presentasi yang kau lakukan tadi, kami memutuskan untuk meletakkanmu pada jabatan supervisor. Bulan depan, kamu akan mendapat jabatan dan tugas baru, tentunya gaji baru." terang Bambang.
Senyum di wajah Tomas langsung merekah lebar. Wajahnya berseri-seri. Ia tak dapat menyembunyikan perasaan bahagia yang ia rasakan dalam hati. Semua begitu terpancar jelas dari sorot matanya.
"Terima kasih... Terima kasih atas kesempatan ini." kata Tomas menundukkan kepalanya sambil tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih.
---
Ari juga sudah berpikir tentang hal ini. Tentang uang asuransi ayah dan ibu. Setelah Ari beranjak usia 20 tahun, notaris akan secara langsung memindahkan seluruh harta peninggalan ayah dan ibu pada Ari.
Ari berniat untuk membaginya. Separuh untuk Ari, dan separuh untuk om Tomas dan tante Rita. Semoga itu dapat membantu kalian.
Rita melirik Tomas kembali. Ia tak sanggup membaca habis surat ini. Isinya terlalu dalam.
Perasaan Rita bercampur aduk antara senang dan sedih. Ia senang karena Ari telah berhasil melewati masa-masa gelap dalam hidupnya. Namun di sisi lain, Rita sedih karena Ari pergi meninggalkan dirinya.
Mata Rita berkaca-kaca. Ia sungguh terharu. Tomas memeluknya lebih erat lagi dari belakang. Mereka membaca surat itu sama-sama hingga baris paling akhir.
Sekarang, Ari ingin melanjutkan hidup Ari. Ari telah membuat keputusan besar dalam hidup Ari. Ari ingin mengejar mimpi Ari untuk menjadi pianis yang handal. Untuk itu, Ari memutuskan untuk pergi ke kota yang lebih besar untuk mengembangkan bakat yang Ari miliki.
Ari tahu, tante Rita dan om Tomas ingin Ari menjadi dokter seperti ayah dan ibu. Namun itu bukan passion Ari. Passion Ari adalah bermain musik. Semoga tante dan om mendukung keputusan Ari ini. Ini yang Ari inginkan dari dulu. Jiwa Ari terpanggil untuk menghibur orang-orang lewat dentingan piano. Ari akan mengejar mimpi itu sampai terwujud.
Tante Rita dan om Tomas, jagalah diri kalian masing-masing. Ari juga akan jaga diri Ari di sini. Kalian tak perlu khawatir. Doakan Ari agar bisa menjadi orang yang sukses.
Hingga kelak nanti suatu saat, kita berjumpa lagi, kita semua sudah mencapai kebahagiaan kita masing-masing. Tante Rita dan om Tomas tak perlu bersedih. Ini bukan perpisahan. Ari pasti akan kembali. Ari janji ketika Ari kembali nanti, Ari akan menjadi orang yang lebih baik dari sekarang.
Dari sudut ruangan terlihat Rita dan Tomas telah selesai membaca surat dari Ari. Rita menaruhnya kembali di atas meja, di samping kue ulang tahun Ari. Rita memeluk tubuh suaminya. Ia menangis. Sebuah tangis bahagia.
Terima kasih, sekali lagi untuk tante Rita dan om Tomas. Ari mencintai kalian semua... Dan selamanya akan tetap seperti itu.
---
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI