"Seperti sedang mengikuti audisi pencarian bakat." Tomas tersenyum. Para atasan pun tertawa mendengar celetukan Tomas.
"Baiklah Tomas... Menimbang dari hasil kinerjamu dan presentasi yang kau lakukan tadi, kami memutuskan untuk meletakkanmu pada jabatan supervisor. Bulan depan, kamu akan mendapat jabatan dan tugas baru, tentunya gaji baru." terang Bambang.
Senyum di wajah Tomas langsung merekah lebar. Wajahnya berseri-seri. Ia tak dapat menyembunyikan perasaan bahagia yang ia rasakan dalam hati. Semua begitu terpancar jelas dari sorot matanya.
"Terima kasih... Terima kasih atas kesempatan ini." kata Tomas menundukkan kepalanya sambil tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih.
---
Ari juga sudah berpikir tentang hal ini. Tentang uang asuransi ayah dan ibu. Setelah Ari beranjak usia 20 tahun, notaris akan secara langsung memindahkan seluruh harta peninggalan ayah dan ibu pada Ari.
Ari berniat untuk membaginya. Separuh untuk Ari, dan separuh untuk om Tomas dan tante Rita. Semoga itu dapat membantu kalian.
Rita melirik Tomas kembali. Ia tak sanggup membaca habis surat ini. Isinya terlalu dalam.
Perasaan Rita bercampur aduk antara senang dan sedih. Ia senang karena Ari telah berhasil melewati masa-masa gelap dalam hidupnya. Namun di sisi lain, Rita sedih karena Ari pergi meninggalkan dirinya.
Mata Rita berkaca-kaca. Ia sungguh terharu. Tomas memeluknya lebih erat lagi dari belakang. Mereka membaca surat itu sama-sama hingga baris paling akhir.
Sekarang, Ari ingin melanjutkan hidup Ari. Ari telah membuat keputusan besar dalam hidup Ari. Ari ingin mengejar mimpi Ari untuk menjadi pianis yang handal. Untuk itu, Ari memutuskan untuk pergi ke kota yang lebih besar untuk mengembangkan bakat yang Ari miliki.