Tiba-tiba Rita menangis sesenggukan. Ia menutupi wajahnya. Suara tangisnya terdengar memilukan dan penuh penyesalan.
Tomas menjadi tak tega. Ia berpikir sejenak. Ia harus memperbaiki ini semua. Ya! Cuma dirinya yang bisa mengembalikan keadaan seperti semula. Tomas pun pergi meninggalkan Rita yang masih menangis di ruang makan.
---
Papan penanda bar diputar oleh Yandi sehingga dari luar terlihat tanda tutup. Ia juga memadamkan lampu teras bar. Setelah semua beres, Yandi kembali ke meja bartender untuk mencuci sisa gelas.
Di atas kursi meja bartender, Ari duduk melamun sambil menatap sebotol dry martini serta gelas kosong yang ada di hadapannya. Pikirannya terlihat kosong. Ari tak bergeming sedikit pun.
Yandi belum mau mengganggu Ari. Ia melanjutkan pekerjaannya mencuci gelas yang kotor.
Setelah semuanya bersih, Yandi kembali menengok Ari. Pemuda itu masih diam di sana dengan ekspresi yang sama pula. Tak bergerak sedikit pun. Yandi menggeleng kepala.
"Kau mau air mineral?" Yandi menawarkan minum pada Ari.
Butuh sekitar 5 detik bagi Ari untuk merespon. Ia menoleh ke arah Yandi lalu mengangguk perlahan. Yandi dapat memakluminya. Ia menuangkan air mineral ke sebuah gelas lalu memberikannya pada Ari.
Ari memandangi air mineral dalam gelas yang diberikan Yandi untuknya. Air itu terlihat sangat bening. Tak ada satu kotoranpun.
Melihat Ari yang tak kunjung berkutik, Yandi mengajaknya mengobrol untuk mencairkan suasana.