"Kurasa kau adalah wanita gila." kata Ari.
"Mengapa kau berpikir demikian?"
"Apa kau tak sadar orang-orang tengah memperhatikanmu? Kau gila datang ke Artapuri seorang diri."
"Memangnya apa ada yang salah denganku?" tanya Melani dengan wajah polos.
"Kau berbeda dari kami."
"Oh... Kupikir di papan penanda kota di perbatasan tidak memuat adanya larangan bagi orang Tiong Hoa untuk datang kemari."
Kata-kata Melani yang terlalu jujur membuat Ari langsung menoleh ke arah sekeliling mereka. Ia tak mau orang lain mendengar perkataan Melani yang seperti tidak disaring terlebih dahulu. Benar tebakan Ari, wanita ini memang gila.
"Ssstt!! Jangan mengatakan hal itu di sini!"
"Memangnya kenapa kalau aku keturunan Tiong Hoa?" tanya Melani sambil menarik kedua sudut matanya hingga terlihat semakin sipit.
"Kau!" Ari kehabisan kata-kata.
"Aku tahu kok. Saat ini aku berada di kota paling rasis di Indonesia."