"Sungguh beruntung aku mampir di kafe ini. Kupikir aku hanya akan membeli minuman, namun ternyata aku disuguhi oleh pertunjukan musik yang sangat indah olehmu." sambung wanita itu.
Lama kelamaan, Ari mulai risih karena wanita tersebut tidak berhenti bicara. Ari pun membuang mukanya. Ia kembali meminum minuman yang dibuat Yandi tadi.
Menyadari bahwa Ari mulai bosan, wanita pun itu langsung memperkenalkan dirinya.
"Oh ya ngomong-ngomong, namaku Melani. Siapa namamu?" tanya Melani sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
Ari melirik tangan Melani sejenak lalu menjabatnya. "Ari." kata Ari dengan singkat.
Melani mengangguk. "Senang berjumpa denganmu, Ari. Oh ya, sebenarnya tujuanku untuk datang ke tempat ini karena aku ingin mencari keberadaan papaku. Ia tinggal di... Tunggu sebentar."
Melani merogoh ke dalam tas kecilnya. Ari mengintip sedikit. Akhirnya ia berhasil mengeluarkan kertas kecil berisi tulisan alamat di atasnya.
"Jalan Melati nomor 35. Mau kah kau membantuku untuk menemukannya? Maaf, aku tidak berasal dari sini jadi kurang mengenal tempat ini. Aku ingin menggunakan transportasi online, tapi ternyata di tempat ini tidak ada. Dari tadi aku tanya ke orang-orang tapi tidak ada yang menggubrisku."
Ari melirik wajah Melani. Siapa gerangan wanita ini? Mengapa minta tolong seenaknya? Tak sadarkah ia adalah orang asing yang datang di kota macam Artapuri?
"Maaf, aku tak bisa membantumu." kata Ari tegas.
"Tolonglah... Aku baru datang di kota ini. Aku tak tahu kemana aku akan pergi. Aku juga buta peta jadi kurang bisa memahami arah."