Alis kanan Ari naik. Ia nampak sangsi dengan minuman yang Yandi buat. Dengan perasaan ragu-ragu, Ari meminum minuman tersebut. Ternyata benar. Rasanya di luar ekspektasinya. Percampuran antara soda dan kopi memberikan rasa yang baru. Ari pun tersenyum puas.
"Bagaimana?" tanya Yandi meminta umpan balik.
"Kau benar. Ini enak." kata Ari.
"Sudah kubilang! Mereka takkan menyebutkamu bartender terbaik se-Artapuri jika aku tak bisa menyajikan minuman yang enak." ucap Yandi dengan nada sombong.
Ari hanya mengangguk mengiyakan. Memang minuman ini enak, ia tak dapat menyangkalnya. Ari pun meneguk minuman itu kembali.
"Hai..."
Tiba-tiba dari arah kanan, wanita berwajah oriental tadi duduk di samping Ari. Menyadari itu, Ari langsung mengatur posisi duduknya agar menjauh sedikit. Ia melirik ke arah Yandi. Yandi hanya mengangkat kedua bahunya lalu pergi melayani pelanggan lain.
"Kau pemain piano tadi kan? Permainanmu sangat bagus. Aku menyukainya." puji wanita itu.
"Terima kasih." jawab Ari dingin.
"Tak kusangka di kota kecil ini ada pemain piano sehandal dirimu."
Ari memperhatikan sekali lagi wanita itu. Nampak berusia sekitar 30 tahunan. Berambut sebahu dengan gaya blow. Bibirnya dipolesi gincu berwarna merah terang. Memakai baju merah yang nampak mahal dan bermerk. Ari bertaruh pasti wanita ini berasal dari kota besar.