Mohon tunggu...
AL Wijaya
AL Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis "Target Pertama", "As You Know", "Kembali ke Awal"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Batas (Bab 3)

4 Juni 2019   19:18 Diperbarui: 4 Juni 2019   19:25 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Rita menundukkan kepalanya dan berpaling. Ia pura-pura tak mendengar. Meski tidak menyebut namanya, namun ia paham benar orang yang sedang diperbincangkan ibu-ibu itu adalah dirinya.

Memangnya siapa lagi di Artapuri ini yang murtad selain Rita? Berita tentang kemurtadannya sudah menyebar seantero kota. Semua orang jelas tahu sebab Linda dan Herman adalah orang terpandang di sini. Jadi berita-berita seperti ini sangat cepat tersebar luas dari bibir ke bibir.

Memang benar Rita dulunya adalah seorang muslimah sama seperti Linda. Namun karena menikah dengan Tomas, Rita memilih untuk pindah keyakinan mengikuti suaminya. Padahal Linda dan Herman sama sekali tak mempermasalahkan hal itu. Namun warga Artapuri terlalu mencampuri urusan Rita. Bahkan mereka menyebar rumor bahwa Rita mandul akibat ia pindah agama karena tak kunjung memiliki anak sejak menikah 14 tahun yang lalu.

"Permisi... Maaf ya ibu-ibu kalau mau bergosip di luar saja. Kami lagi sibuk mengatur barang." Tiba-tiba Edo, sang supervisor supermarket usia 40an berjalan melewati Dina, Jihan, dan Ratna sambil membawa sebuah kardus besar. Ketiganya pun langsung bubar. Mereka berjalan keluar supermarket sambil terus mengobrol.

Edo berjalan ke kasir Rita. Ia meletakkan kardus yang dibawanya di atas meja kasir. "Perkataan mereka tak perlu kau masukkan hati." Edo menenangkan Rita.

Rita hanya tertawa kecil. "Memangnya siapa yang masukkan ke hati?"

"Mereka memang begitu. Biasa ibu-ibu tidak punya kerjaan. Mereka hanya mengandalkan suami mereka saja yang bekerja sedangkan mereka sendiri kerjanya hanya ngerumpi, menjelek-jelekkan orang, sambil menonton sinetron tidak bermutu di televisi." Edo mengambil permen diskonan dari dalan kardus lalu meletakkannya di pojok meja kasir Rita.

Rita kembali tertawa. "Oh ya Pak Edo. Minggu depan apa saya boleh ambil cuti? Saya ingin membuat acara peringatan 3 tahun kepergian saudari saya dan suaminya. Nanti saya akan ganti dengan shift lain."

"Oh tentu kau boleh. Ambillah cutimu. Untuk urusan shift nanti biar saya yang atur."

"Terima kasih, Pak Edo." kata Rita.

"Iya, sama-sama." Edo kembali mengangkat kardusnya lalu berjalan ke meja kasir yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun