Teori koneksionisme Thorndike memberikan pengaruh yang signifikan dalam sejarah psikologi dan pendidikan. Beberapa ahli melihat teori ini sebagai fondasi penting bagi perkembangan aliran behaviorisme. Namun, teori ini juga mendapatkan kritik dan penyempurnaan dari pemikir-pemikir berikutnya.
Kritik utama yang sering diajukan adalah bahwa teori koneksionisme terlalu menekankan pada respons stimulus dan mengabaikan peran proses mental dalam belajar. Selain itu, teori ini juga dianggap kurang mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan kontekstual dalam pembelajaran.
Meskipun demikian, kontribusi Thorndike dalam memahami mekanisme dasar belajar tetap diakui secara luas. Teori koneksionisme ini menjadi landasan bagi perkembangan konsep-konsep penting dalam pembelajaran, seperti reinforcement, penguatan, dan pembentukan kebiasaan.
Kesimpulan
Teori koneksionisme Edward Thorndike merupakan salah satu teori belajar yang berpengaruh dalam sejarah psikologi dan pendidikan. Gagasan utamanya berfokus pada pembentukan asosiasi atau koneksi antara stimulus dan respons melalui proses coba-coba dan pengulangan. Meskipun teori ini mendapatkan kritik, namun kontribusinya dalam memahami dasar-dasar proses belajar tetap dihargai hingga hari ini.
Pemahaman yang mendalam tentang teori koneksionisme Thorndike dapat membantu para pendidik merancang pembelajaran yang berpusat pada pengalaman siswa, penguatan positif, dan pengulangan praktik. Dengan demikian, teori ini dapat menjadi salah satu fondasi dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna bagi siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H