3. Menenun
Proses menenun dilakukan dengan menggunakan alat tenun tradisional. Teknik penyisipan benang emas atau perak di antara benang dasar dilakukan secara manual, sehingga menghasilkan pola-pola yang indah.
   4. Penyelesaian
Setelah proses penenunan selesai, kain songket biasanya dirapikan dan dihias agar tampil lebih sempurna. Proses ini dapat memakan waktu dari beberapa minggu hingga berbulan-bulan, tergantung pada kompleksitas motif dan ukuran kain.
Fungsi dan Nilai Budaya Songket Melayu Riau
   Kain songket, selain berfungsi sebagai pakaian, memiliki beragam fungsi lain dalam konteks budaya Melayu Riau. Kain ini digunakan sebagai elemen dekoratif dalam berbagai acara adat, seperti pelaminan pada upacara pernikahan. Selain itu, songket sering kali dijadikan hadiah dalam acara-acara tertentu, yang melambangkan penghormatan dan kebanggaan. Dari perspektif filosofis, songket mencerminkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Melayu, seperti kesederhanaan, kerja keras, dan penghargaan terhadap keindahan. Kain ini juga berfungsi sebagai media untuk memperkenalkan budaya Melayu kepada generasi muda, sekaligus sebagai alat diplomasi budaya di tingkat nasional dan internasional.
Tantangan dalam Pelestarian Kain Songket.
   Meskipun kain songket memiliki nilai budaya yang signifikan, tantangan dalam upaya pelestariannya tidak dapat diabaikan. Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain:
   1. Rendahnya Regenerasi Pengrajin
Generasi muda cenderung kurang berminat untuk meneruskan tradisi menenun, karena dianggap sebagai kegiatan yang memakan waktu lama dan tidak memberikan keuntungan finansial yang memadai.
   2. Persaingan dengan Produk Modern