Terpaksa aku menerima panggilannya.Â
"Kak. Besok ibu ada jadwal kemoterapi dan menebus obat. Ibu juga lagi pengen makan makanan yang nggak dihindari. Kakak bisa menemani ibu kan?" Jenna langsung memburuku.Â
"Nggak bisa. Kakak sibuk."Â Â
"Yasudah kalau kakak nggak ada waktu. Kakak kirim uang aja. "Â
Nah! Benarkan apa kataku. Pasti Jenna ingin minta uang.Â
"Kamu kan ada uang! Kamu punya penghasilan. Pakai uangmu saja. Nggak seberapa itu, lagian juga ibu sama kamu. Kamu uruslah itu semua kebutuhan ibu."
"Tapi kak."
Banyak tapi ini anak!Â
"Kamu ini kakak sekolahkan tinggi-tinggi biar bisa kerja enak. Punya penghasilan. Sekarang kamu udah kerja. Punya penghasilan jangan kebiasaan minta-minta sama kakak! Asal kamu tau ya, Jenna! Kakak lagi ngalamin kerugian besar. Toko rugi, staff keuangan korupsi. Toko lagi nggak ada pemasukan."
"Iya kak. Aku paham." Ini baru adikku. Paham kesusahan kakaknya.Â
"Keuangan kakak sedang susah. Sedekah yang katanya narik rezeki malah bikin kakak rugi. Nggak ada lipat ganda yang ada keluar uang lebih banyak buat nutupin kerugian. Nggak ada ngaruh sedekah banyak-banyak bagi kakak. Yang ada rugi. Omong kosong orang-orang yang bilang sedekah narik rezeki yang lain. Bullshit!"Â