Mohon tunggu...
Alvin Naili khikmah
Alvin Naili khikmah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Merangkai kata untuk menyampaikan rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sedekah

4 Juni 2024   00:52 Diperbarui: 4 Juni 2024   00:52 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku menemui costumer. Seorang yang akan mengambil pesanannya. Beberapa lain yayang sedang berdiskusi akan membuat pakaian yang mereka inginkan. Calon costumer yang tidak terpengaruh suasana keruh di media sosial. 

"Bu, jadwal hari ini menghadiri pertemuan donatur di panti asuhan kasih bunda. Membahas rencana pembangunan panti baru menggantikan panti lama yang terbakar. Setelah itu pertemuan rutin donatur di panti asuhan cinta ibu." Sita, asistenku mengingatkan begitu aku masuk ruang pribadiku.

"Urus saja seperti biasa, sita!" 

"Baik, Bu. Oh iya Bu, Reni akan laporan kerugian toko. Menunggu ibu ada waktu."

Kerugian toko ya? Tanpa sadar aku menghela napas. 

"Lihat waktu, sita. Kamu cek jadwal."

"Baik, Bu."

Sita pergi entah kemana. Aku menghela napas. 

Katanya bersedekah menarik rejeki. Katanya sedekah bisa melipatgandakan lebih dari yang kita kira. Semua omong besar itu tidak terbukti. Nyatanya aku? Malah mendapat kerugian dan kerugian. 

Belum hilang pening dan jengkel di kepala. Ponsel berdering. Ada nama adikku terpampang di layar. 

Pasti dia akan minta uang. Tidak tau saja aku sedang pusing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun