"Apaan si " kesal David
"Lo udah bilang tentang perasaan lo ke gisel?" tanya Agra
"udah" singkat David
"Hahahaha temen gua yang satu ini emang jantan bgttt" ledek Agra
"Gini yaa Vid, gua ga ngerti rasa lo ke Gisel itu beneran sayang atau Cuma sayang sementara doang karena pada dasarnya masa-masa kayak kita gini itu masih cinta monyet. Kalo emang dia ngga mau, ya lepasin aja. Biarin hubungan kalian mengalir dengan sendirinya. Soal rasa lo, ngga usah di hapus. Kalo makin sayang ya lindungin dia, bahagiain dia. Walaupun peran lo Cuma sebagai sahabat." Jelas Agra
***
Setelah pengakuan David yang berujung penolakan, semuanya tampak berjalan
seperti biasanya. Bagi Gisel, David tetaplah sosok sahabat yang selalu ada meskipun telah ia tolak cintanya. Namun lain hal dengan David, dirinya berusaha mati-matian memendam rasa yang kian membesar. Namun dirinya tidak bisa apa-apa bukan? Sungguh David yang malang.
Waktu terus berjalan, begitu pula dengan kehidupan David dan Gisel. Kini perlahan-lahan David mulai bisa menyesuaikan diri. Rasa itu memang tidak hilang, bahkan kian menjadi. Namun David sudah terbiasa dengan perasaannya yang tak terbalas.Â
Tugasnya sekarang adalah melindungi dan membahagiakan Gisel, sebagai sahabat. Ya, hanya sebatas sahabat. Namun biarlah tak apa, dirinya sudah ikhlas.
Kini mereka semakin sering menghabiskan waktu bersama di cafe biasanya. Entah hanya minum kopi atau belajar bersama, semuanya dilalui berdua. Yang beda dari biasanya adalah kegiatan mereka. Sekarang mereka sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke PTN yang mereka inginkan. David dan Gisel sama-sama ingin masuk Universitas Indonesia (UI).Â