Mata keduanya bertemu yang membuat getaran dihati masing-masing. Tatapan dalam satu sama lain yang terlihat sangat tulus membuat jantung mereka semakin beradu.
Gisel memutuskan pandangan itu dan mulai berdeham menetralkan debaran jantungnya. BeSelupun dengan David yang juga menetralkan detak jantungnya.
Setelah merasa tenang,David mulai membuka percakapan diantara mereka." Sel lo pernah kepikiran buat lebih dari seorang sahabat nggak sih??" Tanya David sedikit mengkode.
"Nggak." Jawab Gisel singkat yang mampu mambuat hati lelaki itu seperti dihantam batu yang besar.
"Kenapa?" Sambung David yang suaranya terdengar berat ditelinga gadis itu.
"Karena gue nggak tau kedepannya kita kayak gimana. Gue Cuma ngikutin jalanannya aja Dav." Jeda Gisel beberapa saat." Jalan kita masih panjang Dav,mungkin bisa aja suatu hari nanti jalan kita beda atau bisa jadi suatu hari nanti jalan kita sama. Gue nggak mau terlalu terburu-buru buat ngejalanin hubungan yang lebih dari sahabat." Jawab Gisel yang membuat David menghembuskan nafasnya berat. Rahangnya yang kokoh terlihat sedikit mengeras.
Gisel tau ucapannya mampu melukai lelaki itu. Tapi,mungkin ini yang terbaik untuk mereka. Gisel meraih tangan David yang membuat lelaki itu menoleh menatap Gisel yang tersenyum kearahnya.
"Gue kasih alasan itu karena gue nggak mau kehilangan lo Dav kalau kita putus nanti. Lebih baik kita jalanin aja dulu." Sambung Gisel dengan senyuman manisnya yang menenangkan hati. David membalas senyuman manis itu dengan senyuman hangatnya,tangannya bergerak mengelus kepala Gisel beSelu lembut dan penuh perasaan."Yaudah kita jalanin aja dulu kayak lo mau." Ucap David yang mengakhiri obrolan mereka.
Bel masuk membuat kedua remaja itu bangkit dan meninggalkan taman itu menuju kelas mereka masing-masing dengan tangan yang masih setia menggenggam satu sama lain.
Sesampainya di kelas David hanya merenung dan diam memikirkan kata kata yang di keluarkan Gisel.
"Woi!! Galau lo ngab??" kaget Agra sahabat David