"Hahaha lihat tuh mukaknya jelek banget waktu nangis," ledek viona tertawa begitu keras.Â
Meskipun bagi orang lain kaca mata hanyalah sebuah barang biasa, namun bagi Grazella, kaca mata itu adalah sebuah hadiah berharga yang tak ternilai. Sebab, kaca mata itu adalah hasil dari kerja keras bapak yang bekerja dari pagi hingga malam.Â
"Ini bapak beliin Grazella kaca mata biar di sekolah anak bapak fokus belajarnya,"
Cewek itu memandang kotak berwarna biru yang diberikan oleh bapak, ia tersenyum. "Kaca mata ini pasti mahal pak, maaf Grazella hanya bisanya cuman nyusahin bapak."
Adipati---menepuk pundak putrinya, "Grazella sama sekali nggak pernah nyusahin bapak, jangan pernah ucapkan kata-kata itu lagi."
Ia menangis lalu memeluk tubuh bapak erat, "Terima kasih pak, Grazella bakalan jaga kaca mata ini baik-baik." Ucap Grazella karena perempuan itu tahu betapa susahnya bapak membelikan kaca mata untuk dirinya hingga bekerja pagi hingga malam.Â
Grazella selalu melihat bapak memasukkan uang ke dalam celengan selama tiga bulan, dan berbicara. "Semoga yang ini cepat terisi untuk membelikan Grazella kaca mata,"
Pak, maaf. Maaf nggak bisa menjaga kaca mata yang bapak belikan untuk Grazella.Â
Setelah puas me***ul tubuh Grazella, lexa pun pergi begitu saja dengan langkah yang cepat, diikuti oleh segerombolan teman-teman yang berteriak-teriak dari belakang. Mereka belari mengejar lexa. "Puas banget gue lihat dia di hajar." Ujar salah satu cewek itu kepada temannya.Â
"Dasar cupu sok-sok'an ngelawan ujung-ujungnya juga mampus." Bisik salah satu teman kelas Grazella.Â
"Mending lo itu belajar yang giat supaya jadi kaya jangan miskin mulu."